Kontribusi Fintech Dan Digital Startup

Industri Fintech dan Digital Startup, OJK: Mampu Menumbuhkan Ekonomi

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan komitmen kuat dari beberapa stakeholders untuk perkembangan dan kontribusi fintech dan digital startup.

Featured-Image
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar (Foto:apahabar.com/Daffa)

bakabar.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan adanya komitmen kuat dari beberapa stakeholders untuk perkembangan dan kontribusi fintech dan digital startup. Hal itu menurutnya, sangat penting secara keseluruhan, karena dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di tanah air.

"Hingga bisa membuat kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya meningkatkan industri keuangan, akses keuangan," kata Mahendra dalam acara yang bertema Fintech Policy Forum di Jakarta Pusat, Selasa (16/5).

Mahendra menuturkan bahwa saat ini kondisi keuangan global sangat mempengaruhi akses terhadap investasi. Maka dari itu ia menekankan tentang perlunya perusahaan-perusahaan startup yang ingin melanjutkan inovasi dan introductionnya.

"Ini diperlukan pemikiran, dialog, diskusi, dan juga saran-saran solusi terhadap hal-hal yang diinginkan, tapi saya rasa semua paham dengan kondisi Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Perkuat Tata Kelola, OJK dan BPKP Kerja Sama Tingkatkan Pengawasan Jasa Keuangan

Ia pun menjelaskan masih banyak kesempatan bagi mereka yang memiliki akses dengan melakukan sejumlah penyesuaian yang diperlukan.

"Maka justru kedepannya, prospek dari industri, jasa keuangan yang berbasis teknologi ini akan semakin baik lagi," imbuhnya.

Sebagai informasi, Perusahaan modal ventura di kawasan Asia Tenggara AC Ventures (ACV) bersama dengan perusahaan konsultan manajamen global Boston Consulting Group (BCG) merilis laporan komprehensif mengenai sektor fintech yang berkembang pesat di Indonesia.

Laporan berjudul Indonesia's Fintech Industry is A Sleeping Giant Ready to Rise mencoba memetakan kemajuan teknologi keuangan di Indonesia melalui beberapa subvertikal. Dimulai dari awal kemunculan startup fintech dan ekonomi digital lokal pada 2011 hingga 2022.

Baca Juga: Beli Tiket Coldplay, OJK Ingatkan Jangan Pakai Pinjol Ilegal

Laporan tersebut menyoroti dan membahas mengenai perkembangan segmen pembayaran (payments), pinjaman (lending), dan wealthtech sebagai kekuatan utama dalam ekosistem fintech yang terlihat di Indonesia saat ini.

Laporan itu menunjukkan bahwa dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan 6 kali lipat jumlah pemain fintech, dari 51 pada 2011 menjadi 334 pada 2022.

Pada awalnya, pertumbuhan sektor fintech didorong oleh segmen pembayaran. Namun, saat ini lanskap fintech di Indonesia sudah semakin beragam dan dinamis. Sehingga sektor pinjaman, pembayaran, dan wealthtech menjadi industri masa depan yang menjanjikan.

Selain itu, segmen baru di sektor fintech, seperti software as a service (SaaS) dan insurtech yang kian bermunculan menunjukkan bahwa fintech di Indonesia semakin matang dan bergerak menuju produk dan layanan yang lebih canggih.

Baca Juga: BSI Kembali Beroperasi Normal, OJK Imbau Masyarakat Tetap Tenang

Penawaran Fintech juga mengalami lonjakan keterlibatan pelanggan (customer engagement) di Indonesia. Segmen pembayaran, yang memiliki lebih dari 60 juta pengguna aktif pada 2020 diperkirakan akan memiliki tingkat CAGR sebesar 26 persen hingga 2025. Compounded annual growth rate (CAGR) adalah tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu.

Di ruang pemberian pinjaman, terdapat lebih dari 30 juta akun peminjam peer-to-peer yang aktif pada 2021.

Sementara itu, segmen wealthtech memiliki lebih dari 9 juta investor ritel pada 2022. Adopsi platform SaaS juga semakin meningkat, dengan 6 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang saat ini menggunakannya. Jumlah itu mewakili ekspansi 26 kali lipat selama tiga tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ketidakpastian Global, OJK: Waspadai Dampak Rambatannya yang Tinggi

Tren investasi juga mencerminkan diversifikasi pasar fintech di Indonesia, di mana segmen pemberian pinjaman dan pembayaran tidak lagi menjadi area utama yang diminati.

Meskipun kedua segmen tersebut tetap penting, namun terdapat peningkatan investasi pada wealthtech, insurtech, dan fintech SaaS.

Editor
Komentar
Banner
Banner