LIFESTYLE

Indonesia bakal Dilanda Fenomena El Nino, Apa Itu?

BMKG memprediksi El Nino bakal melanda Indonesia pada Agustus 2023. Fenomena itu membuat suhu udara lebih panas, bahkan berpotensi menyebabkan kekeringan

Featured-Image
Ilustrasi suhu panas di Indonesia. Foto: Kompas.

bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino bakal melanda Indonesia pada Agustus 2023. Fenomena itu membuat suhu udara lebih panas, bahkan berpotensi menyebabkan kekeringan hingga kebakaran hutan.

Bukan isapan jempol belaka, dampak yang demikian memang sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. El Nina pada 1997 - 1998, misalnya, menyebabkan ketidakstabilan kondisi dunia, termasuk  kekeringan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Sejarah membuktikan bahwa El Nino memang cukup sering terjadi. Pada masa-masa tertentu, tepatnya 1982 - 1983 dan 1997 - 1998, fenomena itu tercatat sebagai yang paling intens di abad ke-20.

Pengamat Lingkungan dari Universitas Airlangga, Wahid Dianbudiyanto mendefinisikan El Nino sebagai fenomena yang terjadi manakala suhu air laut di Samudra Pasifik lebih panas daripada biasanya.

“El Nino merupakan bagian dari fenomena yang lebih besar, yaitu El-Nino-Southern Oscillation (ENSO), dan bagian lainnya adalah La Nina,” jelas Wahid, dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis (4/5).

El Nino sendiri terjadi karena Southern Oscillation, yaitu perubahan tekanan udara pada laut tropis Samudra Pasifik. Ketika air laut di sisi tropis Samudra Pasifik memanas, maka tekanan atmosfer di atasnya pun menurun.

Perubahan pola itulah yang meningkatkan potensi dampak El Nino di Indonesia. Permukaan air yang lebih hangat meningkatkan intensitas hujan di Amerika Selatan seperti Peru dan Ekuador. Di lain sisi, Indonesia dan Australia mengalami kekeringan.

Kekeringan, utamanya, melanda sejumlah wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa. Di antaranya Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Adapun untuk mengurangi dampak El Nino, Wahid membeberkan sejumlah cara yang mestinya sudah diantisipasi pemerintah. Salah satunya, ialah berkolaborasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan edukasi dan kampanye.

“Misalkan di tahun ini, El Nino akan datang ke Indonesia pada bulan Agustus. Maka bisa kampanye untuk menyimpan sebanyak-banyaknya air pada reservoir-reservoir yang ada,” jelasnya.

Selain itu, teknologi modifikasi hujan dapat dilakukan. Sehingga, dapat membantu saat Indonesia dilanda kekeringan panjang.

Editor


Komentar
Banner
Banner