Kenyataan ini berbanding terbalik dengan China yang merupakan negara asal pandemi. Negeri Tirai Bambu mencatatkan pertumbuhan positif 3,2 persen di periode yang sama.Sementara Vietnam juga tumbuh positif 0,3 persen karena adanya respon cepat pada pemutusan rantai pandemi, dengan lakukan lockdown dan merupakan negara pertama yang memutus penerbangan udara dengan China.
Baca Juga :Guru Besar dan Dosen 67 Kampus Ternama Tolak UU Cipta Kerja : Jungkirbalikkan Perspektif Publik
Di sisi lain, lanjut dia, kesiapan Pemerintaham Jokowi dalam hal stimulus pemulihan ekonomi nasional (PEN) menghadapi resesi ekonomi relatif kecil, hanya 4,2 persen dari PDB dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia yang 20,8 persen dan Singapura 13 persen.
“Stimulus kesehatan dalam PEN hanya dialokasikan 12 persen, sementara korporasi mendapatkan 24 persen stimulus. Ada ketimpangan yang nyata antara penyelamatan kesehatan dibandingkan ekonom,” seru Bhima.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan genap 1 tahun pada 20 Oktober 2020.
Pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Nusantara giat dikerjakan selama masa 1 tahun Jokowi-Ma’ruf Amin, dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik.
Namun, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira, justru menganggap pembangunan infrastruktur yang jor-joran tersebut sebagai salah satu masalah terbesar pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebab program itu dinilainya terbilang sia-sia dalam menurunkan ongkos logistik.
“(Salah satu masalah terbesar adalah) biaya logistik yang tak menurun signifikan meskipun bangun infrastruktur di mana-mana (high cost economy),” jelas Bhima kepada Liputan6.com, Senin (19/10/2020).