bakabar.com, BANJARMASIN - Ulama besar bernama Imam Ibnu hajar Al Asqalani adalah seorang yang kaya raya. Hal yang demikian membuat seorang non-muslim kebingungan, sebab dia mengetahui Nabi Muhammad SAW pernah mengungkapkan "Dunia adalah penjaranya orang beriman dan surganya orang kafir".
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani adalah ulama yang mendapat sebutan "al-Hafidh", sebuah gelar yang diberikan kepada ulama ahli hadits, dengan syarat mampu menghafal 100 ribu hadits lebih, lengkap dengan rawi, matan,asbabul wurud, serta rijalul haditsnya.
Tidak hanya itu, Ibnu Hajar al-Asqalani yang ahli hadits ini jugakaya raya. Pada masa itu, ketika akan berkunjung ke suatu daerah, ia menunggang kuda yang paling gagah. Di punggung kudanya terdapat kain lembut menyelimutinya.
Suatu ketika di tengah jalan, ada seorang non-Muslim yang fakir miskin memandang sinis Al-Asqalani yang sedang lewat dengan kuda gagahnya. Tiba-tiba ia berujar dengan suara meninggi,“Wahai tuan, sesungguhnya siapakah yang bergelar pembohong, engkau atau Nabimu?”
“Apa maksudmu?” al-Asqalani menimpali keheranan.
“Ya, bukankah nabimu pernah bilang bahwa dunia itu adalah penjara bagi orang yang mengimaninya dan menjadi surga bagi orang yang ingkar terhadapnya.”
Oh ternyata, ia menggugat salah satu hadits Nabi yang berbunyi: Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Dunia adalah penjara orang yang beriman dan surganya orang kafir" (HR Muslim).
Seketika, Ibnu Hajar al-Asqalani menjawab, “Kau memandang kehidupanku begitu indahnya. Memilki harta melimpah dan kaya raya, tungganganku kuda tergagah seantero kota, tak hanya itu, aku pun Muslim pula. Sungguh kenikmatan yang tiada bandingannya.”
“Sedang engkau, kau tak beriman pada nabiku. Hidupmu pun serba kurang tak menentu. Sungguh, mungkin bagimu, hal itu sudah cukup pilu.”
“Lantas, adakah yang keliru dengan sabda nabiku? Ketahuilah, kehidupanku yang engkau lihat senyaman ini, sungguh jika dibanding dengan nikmat surga nanti adalah layaknya penjara dunia yang disabdakan nabi."
"Sedang hidupmu yang sudah kau rasa pilu di dunia ini sudah merupakan gambaran surgamu di akhirat nanti. Tidak merasakan panasnya api neraka di dunia ini, sudah merupakan bentuk nikmat surga dunia bagi engkau di kemudian hari nanti,” terang al-Asqalani sambil berlalu.
Pernyataan Ibnu Hajar al-Asqalani tersebut menjelaskan bahwa tak ada larangan menjadi kaya dalam Islam. Hadits "dunia itu penjara orang mukmin" hanyalah gambaran minimal tentang kenikmatan yang bakal diterima kelak. Status mukmin dan kaya adalah dua hal yang berbeda meskipun keduanya bisa saling mempengaruhi. Bagi orang alim yangzuhudseperti Ibnu Hajar al-Asqalani, kekayaan harta tak lebih darisekadar alat: tempatnya hanya di genggaman tangan, tak sampai menghujam ke dalam hati.
Baca Juga: Dosa-Dosa Diakibatkan Lidah yang Tak Bertulang
Baca Juga: Jintan Hitam dan Pembuktian Medis Sabda Nabi Muhammad SAW
Sumber: NUONLINE
Editor: Muhammad Bulkini