bakabar.com, JAKARTA - Pernah dengar Hopeless Romantic? Ini adalah kondisi psikis yang menganggap hubungan romansa bak dongeng, tapi secara bersamaan tetap mencari belahan jiwa.
Seperti lagu populer yang dinyanyikan oleh Fifty Fifty bertajuk Cupid, yang menceritakan seorang yang mendambakan cinta yang sempurna dan selalu memimpikan hal tersebut datang pada dirinya.
Seorang dengan hopeless romantic atau keputusasaan akan percintaan menganggap hubungan romansa bak dongeng dan mencari belahan jiwa secara bersamaan.
"Orang dengan keputusasaan cinta ini memiliki mimpi atau fantasi dan keinginan hal-hal yang romantis," ujar Sabrina Romanoff, PsyD, seorang psikolog klinis, seperti dikutip dari Verywell Mind, Rabu (6/12).
Proyeksi cinta ini sering tidak didasari kedalaman sebuah hubungan yang terjalin dan sering kali mengejar pada narasi dongeng percintaan. Mereka kerap melibatkan suka dan duka, dan penuh harapan, termasuk kekecewaan yang tidak sesuai harapan.
Dampak Keputusasaan Cinta pada Seseorang
Keputusasaan ini dapat berdampak baik dan buruk bagi seseorang. Sisi positifnya, hal ini membantu membuka diri terhadap cinta.
"Meski patah hati dan kesakitan di masa lalu, mereka tetap melihat kebaikan dan percaya hal tersebut," tutur dr. Romanoff.
Namun di sisi lain, ekspektasi yang tidak realistis bak dongeng tersebut tidak sehat dan sulit untuk mempertahankannya. Sebab, idealis yang tidak realistis membuat seseorang akan sulit melihat hubungan secara utuh.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ekspektasi tidak realistis, dapat membahayakan kesehatan mental, serta menurunkan kepuasan suatu hubungan.
Melansir Verywell Mind, beberapa hal ini dapat menandakan bahwa Anda mengalami hopeless romantic.
Memiliki Pandangan Cinta bak Negeri Dongeng
Seorang hopeless romantic kemungkinan besar mendambakan sebuah hubungan bak negeri dongeng dengan genre komedi romantis, dengan fantasi hubungan dengan alur bertemu, jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya.
Mengharapkan Hubungan yang Cepat
Gejolak perasaan tersebut kerap muncul dalam pertemuan yang singkat. Mereka sering kali menyukai hal-hal yang cepat dan mengejar untuk menjadi kenyataan.
Alih-alih melakukan pendekatan yang lambat dan berhati-hati, mereka cenderung berharap sebuah hal romantis sejak awal perkenalan.
Kerap Merasakan Cinta Sepihak
Orang putus asa ini memberi banyak hal dalam sebuah hubungan, secara emosional, fisik dan energi. Mereka sering kali merugikan diri saat melakukan pendekatan tersebut.
Ketika menjalin sebuah pendekatan, mereka cenderung memberikan rasa sesak pada lawannya dengan perilaku mereka.
Pandangan Cinta yang Terlalu Optimis
Mereka kerap melihat sisi positif dalam kehidupan. Seringkali mereka mudah jatuh cinta pada orang lain, bahkan sebelum mengenal lebih jauh.
Orang ini cenderung terlalu optimis dalam segi emosional, saat menemukan suatu kesamaan terhadap lawannya.
Terlalu Mudah Terbawa Perasaan
Seorang hopeless romantic kerap terlalu jauh dalam menaruh perasaannya, dan membiarkan sisi emosional mengambil alih sisi rasional. Sehingga mereka kerap berharap pada ekspektasi tersebut meski realita berkata lain.
Sering Melamun dan Memimpikan tentang Percintaan
Seorang hopeless romantic sering terlarut dalam fantasinya saat berhubungan dengan kencan. Mereka menghabiskan waktu dan energi memikirkan akan suatu hubugnan romantis, dan membuatnya merasa nyaman akan hal tersebut.