bakabar.com, BANJARMASIN - Pemkot Banjarmasin memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, Minggu (19/11). Penanganan kasus stunting menjadi fokus serius di 2023.
Bertempat di Balai Kota Banjarmasin, beberapa kegiatan digelar untuk memeriahkan peringatan tersebut, mulai dari jalan sehat para tenaga kesehatan, cuci tangan dan sikat gigi dengan anak sekolah serta sosialisasi terkait Iva test.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina berharap agar jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin terus solid serta program kerja bisa berjalan dengan baik.
"Apalagi menjelang akhir tahun, mudah-mudahan semua target bisa tercapai. Dan semua bidang harus terus bergerak untuk bisa mengentaskan program tahun ini," ujarnya.
Bukan tanpa alasan, hal itu guna peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Seribu Sungai ini.
"Untuk pelayanan kesehatan kita ujung tombaknya di puskesmas, sehingga kemudian pelayanan kesehatan semakin dekat dengan masyarakat," ujarnya.
"Dengan semua bidang-bidang yang terus bergerak untuk bisa menuntaskan program-program tahun ini sehingga warga Banjarmasin bisa sehat dan bugar," tuturnya.
Terlebih lanjutnya, layanan kesehatan milik Pemerintah Kota Banjarmasin saat ini sudah sangat memadai.
"Saat ini kita sudah memiliki 28 puskesmas untuk memaksimalkan layanan kesehatan kita dan warga bisa manfaatkan layanan itu," pungkasnya.
Di sisi lain, pada momentum Peringatan HKN ke 59 tahun, penanganan kasus stunting menjadi fokus serius Pemerintah Kota Banjarmasin.
Mengingat hingga saat ini penurunan angka stunting di Kota Banjarmasin masih belum mencapai target nasional.
"Untuk stunting ini target kita cukup tinggi karena dari angka 22 persen ke 14 persen itu cukup besar effort kita," ucap Ibnu.
Untuk itu, lanjut Ibnu, berbagai program penanganan stunting terus digencarkan pada 14 lokus yang ada di Kota Seribu Sungai.
Salah satu program penanganan stunting adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) ASN Peduli yang ikut berkontribusi melalui infak.
"Itu gerakan bersama dengan menyisihkan penghasilan dengan bersedekah untuk penanganan stunting," ujar Ibnu.
Adapun anggaran untuk penanganan stunting di Kota Banjarmasin sendiri lanjutnya, selama ini sudah maksimal.
Di tahun 2023 ini saja, anggaran untuk penanganan stunting sebesar Rp5,5 Miliar. Sementara di tahun 2024 mendatang akan diusulkan sebesar Rp8 Miliar.
"Anggaran penanganan stunting di tahun 2024 sudah dikawal sejak awal agar jelas penanganannya," tekannya.
Tentunya, Ibnu pun berharap ke depan kasus stunting sudah bisa tertangani semua.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Tabiun Huda mengatakan intervensi penanganan stunting lebih pada pemberian makanan tambahan kepada keluarga stunting maupun keluarga berisiko stunting.
"Makanan tambahan yang diberikan sesuai dengan bernutrisi dan gizi. Tentunya itu stimulus kita dalam penanggulangan stunting," tuturnya.
"Kita juga pemberian vitamin yang ditaburkan pada makanannya," tambahnya.
Terpenting lanjutnya, menyosialisasikan kepada masyarakat luas terkait penanggulangan stunting di lingkungan keluarganya.
Tidak hanya itu, penanggulangan sejak dini juga dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah bagi anak-anak sekolah.
"Mencegah mereka kurang darah saat hamil," pungkasnya.
