Tak Berkategori

Heboh Kuyang di Balikpapan, Ternyata Pilot Balon Milik BMKG

apahabar.com, BALIKPAPAN – Warga Balikpapan dihebohkan dengan kemunculan sebuah cahaya merah yang terbang di langit kawasan…

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Istimewa

bakabar.com, BALIKPAPAN – Warga Balikpapan dihebohkan dengan kemunculan sebuah cahaya merah yang terbang di langit kawasan Sepinggan, Balikpapan Selatan pada Minggu (23/5) malam.

Warga mengira benda bercahaya merah tersebut adalah hantu kuyang. Alhasil warga net pun ramai membicarakannya di media sosial.

“Astagfirullah, kalau nggak kiriman teluh bisa jadi itu kuyang,” tulis netizen bernama Yuli di akun media sosial Portal Balikpapan.

Namun setelah ditelusuri rupanya benda bercahaya merah tersebut bukanlah kuyang, apalagi banaspati.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan menyebut benda tersebut adalah pilot balon yang berfungsi berfungsi mengukur kecepatan serta arah angin.

“Bukan, itu pilot balon milik BMKG. Alat itu untuk mengukur arah dan kecepatan angin per lapisan. Itu ada lampionnya makanya kelihatan warna merah,” kata Mulyono, kepada bakabar.com.

Mulyono mengatakan pilot balon atau pilot udara tersebut memang diterbangkan setiap hari dalam jangka waktu tertentu.

Benda yang diterbangkan setinggi 20.000 feet atau 6 kilometer dari daratan itu untuk mengukur kecepatan angin.

Balon yang diterbangkan sebagai indikator pengukuran seberapa cepat angin berembus serta dari arah mana angin tersebut berasal.

“Itu setelah terbang nanti kami ukur pakai alat theodolite. Memang kalau malam nggak kelihatan alatnya, makanya dikasih lampion warnanya merah,” ujarnya.

Pilot udara tersebut diterbangkan pada pukul 08.00 WITA, 13.00 WITA dan pukul 20.00 WITA untuk mengetahui arah angin dan kecepatan angin setiap waktu.

Pada siang hari alat tersebut terlihat seperti balon biasa.

“Cahayanya, ya, memang warna merah terus karena, kan, kami kasih lampion. Kalau siang, ya, nggak kelihatan. Ketika dia (balon) pecah atau menghilang berarti pengamatan sudah berakhir. Sekitar 1 jam itu biasanya, tapi kadang nggak nentu juga,” jelasnya.

Mulyono pun mengimbau warga agar tidak termakan informasi yang salah, sehingga tidak mudah terprovokasi dan menjadi keresahan di masyarakat.

“Untuk masyarakat jangan cepat termakan informasi, cari tahu dulu lah biar tidak terprovokasi,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner