bakabar.com, BANJARMASIN – Warga Banjarmasin Tengah belakangan ini dihebohkan oleh sososk seorang tak dikenal yang diduga memiliki ilmu gendam atau hipnotis.
Dari informasi dihimpun bakabar.com, peristiwa itu menimpa warga di Jalan Sutoyo S, Komplek Gelatik, Kelurahan Teluk Dalam, Banjarmasin Tengah, tengah pekan lalu.
Pada saat kejadian, korban bernama Ahmad Musaini Noor, mengaku dimintai uang Rp 300 ribu.
Tak hanya Ahmad, mertunya Gemilang Sukarlis, mengalami kerugian Rp 150 ribu. Rumah Sukarlis, hanya beda komplek. Namun jaraknya masih selempar batu.
Belakangan warga lainnya juga mengeluhkan yang sama, ketika Herry, warga Komplek Gelatik lainnya melempar kasus yang menimpa Ahmad itu ke WhatsApp grup.
Modusnya dan diduga pelaku gendam sama. Modusnya pinjam uang karena ada kematian keluarga dan pelaku berpakaian koko.
Penasaran, bakabar.com coba menelusuri kasus itu dengan mengonfirmasi ke Kapolsek Banjarmasin Tengah.
Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Irwan Kurniadi mengaku belum mendapat laporan yang masuk ke mejanya.
“Belum ada masuk laporan. Kalau ada hal demikian segera lapor kantor polisi, jangan ke media sosial. Biar bisa kita lakukan penyelidikan,” kata Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Irwan Kurniadi
Kompol Irwan meminta mereka yang merasa dirugikan untuk langsung melapor ke kantor kepolisian terdekat.
Kompol Irwan juga menghimbau kepada masyarakat, untuk selalu waspada dan berhati-hati dengan segala macam tindak kejahatan.
“Selalu waspada, jangan mudah percaya dengan orang yang tak dikenal dan selalu dekatkan diri dengan tuhan agar tak mudah terpengaruh hal demikian,” katanya.
Sebelumnya, Warga Kota Banjarmasin sedang dihebohkan dengan orang tak dikenal yang diduga memiliki ilmu gendam atau hipnotis.
Kejadian itu terjadi di Jalan Sutoyo S, Gang Gelatik, Kelurahan Teluk Dalam, Banjarmasin Tengah, tengah pekan lalu.
Korban, Ahmad menuturkan, sekira pukul 01.00 Wita, ada seseorang menggedor pintu rumahnya.
“Ayah Ahmad, Ayah Ahmad, Abah meninggal di Samarinda,” ujar Ahmad menirukan orang yang memanggilnya.
Panggilan itu pun membuatnya bangun dari tidur. Tanpa curiga, Ahmad membukakan pintu.
Sang tamu kemudian langsung mencium tangan Ahmad dan mengutarakan maksudnya.
“Saya ingin pinjam duit. Saya perlu uang Rp 750 ribu hendak pergi ke Samarinda, saya punya duit Rp 450 ribu, kurang Rp 500 ribu. Nah, saya pengen pinjam sisa kekurangan itu,” cerita orang tak dikenal itu kepada Ahmad.
Untuk meyakinkan Ahmad, sang tamu sempat menawarkan kendaraan yang dibawanya sebagai jaminan dan minta diantar pulang. Disamping itu si tamu juga sempat menjanjikan mengembalikan uang Ahmad.
Namun Ahmad kadung iba menolak. Tanpa sadar, karena dalam benak Ahmad hanya niat untuk menolong si tamu, lalu mengambil uang Rp 300 ribu dan menyerahkannya.
Selepas itu, kata Ahmad, si tamu pamit dan sempat berhenti di depan komplek. Di dalam rumah, istri Ahmad bertanya, siapa si tamu dan apa maksud kedatangannya.
Setelah diceritakan ke istri, Ahmad baru sadar kena gendam.
“Istri bertanya, siapa orang itu pa? Saya jawab, tidak tahu ujarku, dia pinjam duit Rp 300 ribu. Nah, bapa kena hipnotis ujar istri ku, baru aku sadar,” kisahnya.
Selang beberapa hari, si tamu tak dikenal itu kembali datang ke Komplek Gelatik Banjarmasin Tengah, rumah Ahmad. Jamnya sama, tengah malam, sekira pukul 03.00 WITA.
Namun, saat itu warga sudah mendengar kisah Ahmad dan melihat gelagat si tamu mencurigakan, warga pun bereaksi.
Saat diintrogasi warga, si tamu mengaku ingin mengembalikan uang. Tapinya nyata tidak.
Rupanya kejadian serupa sempat dialami mertua Ahmad, Gemilang Sukarlis. Sukarlis yang tinggal hanya selempar batu dari Ahmad kena gendam dengan modus sama, pinjam uang.
“Waktu itu pinjam uang karena kematian, Rp 150 ribu,” ujar Ahmad.
Sementara itu, Herry warga Komplek Gelatik Banjarmasin Tengah lainnya, tak percaya niat pelaku mengembalikan uang.
“Aku tanya, kenapa jadi tengah malam mengembalikan uangnya, kenapa tidak besok,” tekan Herry kepada pelaku gendam.
Si pelaku gendam lantas terdiam, dan nyaris dimassa warga. Namun beruntung, warga lainnya masih iba dan membiarkan pelaku gendam pulang.
Sebelum pulang, warga lainnya sempat memoto pelaku. Oleh Herry lalu disebarnya ke grup WhatsApp Emergency Banjarmasin.
Herry dan warga kompleknya kini mulai meningkatkan pengamanan. Mengingat pada 2019 lalu warga Komplek Gelatik juga sempat kehilangan kendaraan.
“Kami berharap warga lain berhati-hati. Jangan sampai kejadian serupa terjadi kembali. Saran saya, jika ada orang tak dikenal gedor-gedor pintu tengah malam jangan dibukai, sebagai antisipasi,” pungkas Herry.