Hot Borneo

Hasil TMC Selama 3 Hari, Kalsel Kembali Diguyur Hujan

Dilakukan sejak 7 Juli 2023 lalu, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan cukup efektif di Kalimantan Selatan.

Featured-Image
Pesawat yang digunakan untuk melakukan TMC. Foto-BRIN

apahabar com, BANJARBARU - Dilakukan sejak 7 Juli 2023 lalu, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan cukup efektif menekan jumlah hotspot di Kalimantan Selatan.

Selama tiga hari atau hingga, Minggu (9/7), hujan terus mengguyur sebagian besar wilayah di Bumi Lambung Mangkurat. Situasi ini sekaligus membuat titik hotspot juga terus berkurang.

"Sampai sekarang kami telah melaksanakan 4 sorti penerbangan penyemaian awan dengan jumlah total bahan semai sebanyak 3.200 kilogram," papar Manajer Operasional Lab Pengelolaan TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adi Bayu Rusadi, Minggu (9/7).

"Berdasarkan hasil analisis dan dibantu data pendukung dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan selalu terjadi di area-area penyemaian awan dalam tiga hari terakhir," imbuhnya.

Kemudian hasil monitoring tinggi muka air tanah gambut, juga menunjukkan kenaikan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) sebanyak 2 sentimeter dibandingkan periode sebelum TMC.

"Dengan demikian, TMC yang dilakukan secara terukur dapat membantu peningkatan TMAT di lahan gambut agar tetap dalam kondisi basah dan tidak mudah terbakar," beber Adi Bayu.

Dalam penyemaian awan, TMC BRIN menggunakan satu unit pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2108 milik TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 4 Lanud Abdul Rahman Saleh Malang.

Sedangkan jumlah personel yang diturunkan BRIN berjumlah 13 orang. Sebanyak 9 orang di antaranya yang bertugas di Posko TMC, sedangkan 4 orang lain di Pos Meteorologi.

Adapun biaya yang dikeluarkan untuk melaksanaan TMC mengacu kepada peraturan tarif di Kementrian Keuangan.

"Diharapkan semua satkeholder dapat bersinergi dalam kegiatan tersebut, sehingga keselamatan dan tujuan utama misi pembasahan lahan gambut dapat tercapai," tambah Budi Harsoyo, Koordinator Lab Pengelolaan Lab TMC BRIN.

Sementara Manajer Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Ricky Ferdyanto, menyebut faktor kelembapan dan tanah gambut menjadi hal penting mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Makanya sejak TMC dilakukan, titik hotspot di Kalsel terus berkurang dibanding pekan sebelumnya. Semoga akan terus berkurang, sehigga kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi lagi," harap Ricky.

TMC sendiri akan berakhir 18 Juli 2023. Sepanjang waktu tersisa, penyemaian awan akan dilakukan di Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.

Editor


Komentar
Banner
Banner