apabahabar.com, MARABAHAN – Sesuai dengan rencana, semua sekolah di tingkatan SD dan SMP sederajat di Barito Kuala kembali melakukan pembelajaran tatap muka, Senin (4/1).
Suasana pembelajaran sepenuhnya menggunakan protokol kesehatan, serta regulasi yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bupati Batola Nomor 800/1386/Set-Disdik.
Jumlah siswa juga dibatasi maksimal 10 orang per kelas. Pembatasan itu membuat pembelajaran tidak dilakukan setiap hari, kecuali sekolah yang memiliki peserta didik hanya 10 orang per kelas.
Namun demikian, tidak semua orang tua mengizinkan anak mereka mengikuti pembelajaran tatap muka.
Mereka khawatir pembelajaran tatap muka dapat memantik peningkatan penyebaran Covid-19.
“Alhamdulillah hari perdana pembelajaran tatap muka kembali berjalan lancar. Siswa per ruangan maksimal 10 orang, sehingga pembelajaran per kelas dilakukan dua kali seminggu,” papar Hj Rini Herlina, Kepala Sekolah SDN Ulu Benteng 2 di Marabahan.
“Namun memang tidak semua siswa berhadir. Dari total 337 siswa, 43 di antaranya memilih tidak mengikuti pembelajaran tatap muka,” imbuhnya.
Situasi serupa juga terjadi di SMPN 1 Marabahan. Dari total 295 siswa, 222 di antaranya mengikuti pembelajaran tatap muka atau dengan persentase 91,4 persen.
“Hanya 21 siswa yang menyatakan tidak bersedia. Sedsngkan 52 siswa lain belum mengembalikan surat pernyataan,” beber Paiman, Kepala Sekolah SMPN 1 Marabahan.
Untuk mengakomodasi siswa yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka, setiap sekolah wajib memberikan materi pembelajaran dari rumah.
“Dalam pelaksanaan pembelajaran, kami fleksibel saja. Artinya siswa yang belajar tatap muka, masih bisa belajar dari rumah, seandainya berubah pikiran di tengah jalan,” tandas Paiman.