bakabar.com, PALANGKA RAYA â Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati pada 21 Februari setiap tahunnya.
Peringatan HPSN pertama kali dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 21 Februari 2005.
Tema tahun ini, sampah bahan baku ekonomi di masa pandemi, diambil dari arah positif pertumbuhan sektor industri pengolahan sampah di tengah ekonomi yang sedang resesi akibat pandemi Covid-19.
“Menurut saya sangat bagus dan positif,” kata pegiat lingkungan Kalimantan Tengah (Kalteng), Ari Wiyasa, Minggu (21/2) malam.
Namun, harus dikelola secara profesional dan limbah yang didaur ulang itu bisa berguna bagi masyarakat banyak. Setidaknya mengurangi sampah.
Hanya saja, di Kalteng masih belum ada tempat pengolahan home industri sampah.
Ke depan, diharapkan ada pihak terkait yang peduli terhadap pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomi di masa pandemi untuk dikelola berkelanjutan.
Dengan hari peduli sampah ini, dibutuhkan kesadaran bersama. Tanpa adanya sampah plastiksebenarnya bisa memperbaiki bumi, dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Kita harus lebih bijak menggunakan plastik. Kesadaran bagaimana kita mencintai bumi dengan membuang sampah pada tempatnya adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Menurut Ari, hal kecil yang krusial yang ada orang membuang sampah sembarangan dan ada seseorang menegur untuk tidak melakukan.
“Malah mengatakan dengan gampang bahwa itu tugas dari petugas kebersihan karena mereka digaji,” ungkap Ari.
Padahal itu merupakan pola pikir yang salah dan harus diubah.
Upaya keperdulian terhadap sampah ini harus ditanamkan secara luas ke masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dengan cara mengajak setiap individu, komunitas lingkungan dan dinas terkait.
“Mari kita berkaloborasi dalam kegiatan sosial menjaga kebersihan di lingkungan sekitar masing-masing,” pungkas kader Partai Demokrat Kalteng ini.