bakabar.com, SAMPIT - Membangun dari desa ke Kota program ini ditawarkan bakal calon Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran jika kepercayaan masyarakat memimpin Kalteng.
Selain itu, pihaknya juga siap menciptakan lebih luas lapangan kerja, kemajuan di sektor pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Tidak lepas dari tekat Agustiar Sabran semata menginginkan Kalteng menjadi lebih maju.
"Tekat saya untuk pembangunan Kalteng dari desa ke kota, maka anggaran setiap desa Rp250 sampai Rp500 juta nantinya," kata Agustiar Sabran disela-sela kegiatan silaturahmi bersama ulama, tokoh agama, pemuda, adat dan masyarakat, bertempat di Rin's Ball Room Sampit, Rabu (18/9/2024) malam.
Anggaran sebesar Rp250-Rp500 juta tersebut, menurut Agustiar Sabran, selain digunakan membangun desa, namun juga bisa untuk gaji RT, Guru Mengaji, Damang, Mantir, Pendeta, Pengurus Masjid, Balai Kelompok Bersama, Kerajinan Desa untuk menciptakan lapangan kerja di desa yang kreatif serta mendorong kemajuan di bidang pertanian.
Dari sektor pendidikan dirinya juga memprogramkan satu desa satu sarjana, yang artinya setiap satu orang pelajar di seluruh desa yang ada di Kalteng akan mendapatkan kesempatan meneruskan pendidikan kebangku kuliah hingga lulus sebagai sarjana.
"Satu desa satu sarjana, dikalikan 5 tahun maka akan ada 5 sarjana di setiap desa. Kalau di total untuk seluruh desa se Kalteng, maka hampir 8.000 sarjana di cetak selama 5 tahun jika kami dipercaya memimpin Kalteng," ucapnya.
Agustiar Sabran yang berpasangan dengan Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo ini menerangkan, kenapa dirinya bertekat membangun dari desa terlebih dulu.
Karena dari sumber daya manusia, masyarakat desa sangat penting mendapatkan bekal pendidikan yang memadai dan harus berimbang sama dengan di kota.
Selain itu, dengan mendapatkan SDM yang mempuni, maka upaya menekan tingkat pengangguran dan kemiskinan di wilayah desa akan bisa teratasi.
"Kenapa dari desa, karena kemiskinan, pengangguran dan masih minimnya SDM itu banyak ditemukan di desa. Kebetulan saya ini adalah anak dari desa, kami pernah tinggal di Desa Kawan Batu, Desa Pemantang dan Kelurahan Kuala Kuayan, setelah 10 tahun baru kami hijrah ke Pangkalan Bun (Kobar)," jelas Agustiar Sabran
"Kalau tempat lahir, saya lahir di Sampit, kalau mencari calon Gubernur orang Sampit inilah orangnya," tegasnya.
Agustiar Sabran yang juga merupakan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini juga berpesan dihadapan sekitar 2.000 masyarakat Sampit yang hadir, agar turut berpartisipasi menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 ini.
Menurutnya, meski memiliki perbedaan pendapat, namun masyarakat diminta bisa memberikan hak pilih mereka memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani.
Ditambahkan Agustiar Sabran, Kabupaten Kotim sebagai salah satu wilayah di Kalteng yang memiliki jumlah pemilih paling besar yakni sebanyak 310.000 jiwa, tentunya suara masyarakatnya memiliki andil cukup besar dalam mengusung pemimpin Kalteng di Pilkada ini.
"Menjaga kesatuan dan persatuan itu yang utama dalam Pilkada ini. Dan untuk Kotim siapapun pemimpinnya nanti mereka lah orang yang terbaik pilihan rakyat dan saya doakan. Demikian juga jangan lupa memberikan hak pilih untuk calon pemimpin Kalteng," pungkasnya.