bakabar.com, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan angka kesembuhan harian pasien Covid-19 di Indonesia bertambah 285 orang pada Ahad (22/5/2022) hingga pukul 12.00 WIB.
Data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Ahad, menyebutkan, dengan penambahan angka kesembuhan itu, total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 5.892.411 orang.
Angka kesembuhan Covid-19 terbanyak di Provinsi Banten mencapai 100 orang, DKI Jakarta 89 orang, Jawa Timur 26 orang, Jawa Barat 17 orang, dan Jawa Tengah 14 orang. Penambahan kasus terkonfirmasi positif harian Covid-19 mencapai 227 orang.
DKI menjadi provinsi yang mengalami penambahan kasus terbanyak mencapai 110 orang, Banten 27 kasus, Jawa Timur 25 kasus, Jawa Barat 19 kasus, serta Jawa Tengah dan Bali masing-masing 10 kasus. Dengan adanya penambahan kasus harian itu, total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.052.590 orang.
Sedangkan penambahan kasus kematian tercatat tiga orang, yakni di Sulawesi Tenggara satu jiwa dan DKI Jakarta dua jiwa. Total kasus kematian berjumlah 156.522 jiwa.
Satgas juga mencatat jumlah kasus aktif penderita Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 3.657 kasus aktif, turun 61 orang dibandingkan Sabtu (21/5/2022). Selain itu, terdapat 2.477 orang yang masuk dalam kategori suspek.
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 62.661 spesimen. Tingkat positif atau positive rate spesimen harian adalah 0,9 persen dan untuk positivity rate orang harian adalah 0,49 persen.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengemukakan, masker dan akselerasi cakupan vaksinasi Covid-19 menjadi kombinasi yang signifikan untuk memperbaiki situasi pandemi. Ia menyebut, masker adalah satu perilaku yang selain mudah, murah, juga efektif dalam mencegah penularan penyakit yang ditularkan oleh udara, seperti halnya Covid-19.
Dicky mengatakan, masker yang dikombinasikan dengan akselerasi atau peningkatan cakupan vaksinasi dapat menurunkan potensi penularan penyakit melalui droplet di udara. Kombinasi ini mesti ditambah dengan adanya protokol kesehatan, seperti halnya juga termasuk perbaikan kualitas udara dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.
“Ini akan menjadi satu upaya pencegahan yang sangat jelas signifikan,” katanya, kutip Republika.