bakabar.com, JAKARTA- Harga telur di Mataram mengalami kenaikkan, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengusulkan kegiatan operasi pasar murah untuk telur.
"Kita ingin saat OPM harga telur bisa dijual Rp45.000 per 30 butir, atau Rp1.500 per butir," kata Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Disdag Kota Mataram Sri Wahyunida dikutip dari Antaranews.com.
Bila belum bisa tercapai Rp45.000 per 30 butir, saat operasi pasar harga tidak lebih dari Rp50.000 per 30 butir.
Disdag Kota Mataram mengusulkan kegiatan operasi pasar murah untuk telur sebagai upaya menstabilkan harga telur yang naik dari Rp1.700-Rp1.800 per butir menjadi Rp1.900 per butir.
Saat ini, harga telur di sejumlah pasar tradisional sudah naik signifikan, menjadi hingga Rp57.000 per 30 butir, dari harga normal Rp45.000 per 30 butir.
Sri berharap tim yang ada di TPID terutama BI bisa melaksanakan operasi pasar di pasar-pasar tradisional sampai harga telur kembali stabil.
"Upaya ini sudah kita lakukan ketika harga telur meroket di Agustus-September dan berhasil," tutur Sri.
Sri mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi penyebab kembali terjadinya kenaikkan harga telur.
Penyebab kenaikkan belum diketahui karena masih melakukan survei di sejumlah pasar tradisional lainnya.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian.
Namun, Sri belum dapat menyimpulkan kalau kenaikkan harga telur dipicu karena adanya pencairan bantuan program keluarga harapan (PKH) yang memicu peningkatan permintaan.
"Saya belum berani simpulkan ke arah sana, sebab kenaikannya ini baru mulai terjadi kemarin (Kamis 1/12)," ucap Sri.
Sementara terkait potensi kenaikan harga pangan menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Sri mengatakan, rata-rata terjadi fluktuasi harga pada hampir semua kebutuhan pokok.
"Juga diakui sejumlah daerah (kenaikkan harga) saat kita melakukan zoom meeting dengan Kementerian Perdagangan," ungkap Sri.
Misalnya, harga ayam broiler di Pasar Induk Mandalika saat ini naik menjadi Rp40.000 per kilogram, dari harga sebelumnya Rp35.000-37.000 per kilogram.
Tapi untuk daging sapi murni masih stabil Rp125.000 per kilogram, begitu juga dengan gula pasir tetap Rp14.000 per kilogram.
Sedangkan komoditas pertanian yang mengalami kenaikkan antara lain, cabai rawit dari Rp22.000 per kilogram menjadi Rp25.000 per kilogram.
Cabai merah besar dari Rp15.000 per kilogram menjadi Rp17.000 per kilogram, dan bawang merah dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram.
Tapi untuk bawang putih masih stabil Rp19.000 per kilogram.
Untuk harga beras medium memang ada kenaikkan dari Rp8.500 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.
"Tapi kenaikkan itu masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium Rp9.850 per kilogram," ujar Sri.
