bakabar.com, JAKARTA – Harga jual emas PT Antam (Persero) Tbk menyentuh angka Rp930 ribu per gramnya, Kamis (9/9). Naik dari harga kemarin yang hanya Rp928 ribu.
Kenaikan juga terjadi pada harga pembelian kembali (buyback), yakni Rp1.000 per gram dari Rp820 ribu menjadi Rp821 ribu per gram.
Mengutip CNNIndonesia.com, data Antam menyebut harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp515 ribu, 2 gram Rp1,8 juta, 3 gram Rp2,67 juta, 5 gram Rp4,42 juta, 10 gram Rp8,79 juta, 25 gram Rp21,86 juta, dan 50 gram Rp43,64 juta.
Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp87,21 juta, 250 gram Rp217,76 juta, 500 gram Rp435,32 juta, dan 1 kilogram Rp870,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sedangkan pembeli yang tidak menyertakan NPWP dikenakan potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX turun 0,25 persen menjadi US$1.789,1 per troy ons. Lalu, harga emas di perdagangan spot melemah tipis 0,06 persen ke US$1.788,18 per troy ons pada pagi ini.
Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo menyebut harga emas acuan internasional sempat turun ke level terendah dalam satu setengah pekan terakhir di posisi US$1.782.10/troy ons seiring bangkitnya Indeks Dollar AS (DXY) pasca laporan rilis data lowongan pekerjaan AS.
Selain itu, harga emas tertekan imbal hasil (yield) obligasi AS yang lebih tinggi. Hal ini membantu penguatan Indeks Dollar AS (DXY) karena pelaku pasar merasa jumlah lowongan pekerjaan yang meningkat akan mendorong The Fed untuk mengabaikan inflasi yang lebih tinggi.
Ia memprediksikan harga emas akan bergerak dalam rentang US$1.770-US$1.800 per troy ons pada hari ini.
“Harga emas dan treasury sama-sama dianggap sebagai aset safe haven, tetapi bedanya treasury memberikan imbal hasil sementara emas tidak. Ketika yield obligasi naik, emas tentunya menjadi tidak menarik,” kata Dikki kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/9) pagi.
Namun, di sisi lain ia melihat ada potensi rebound harga emas di tengah koreksi pasar saham akibat kekhawatiran investor melihat penyebaran varian delta dan munculnya varian mu covid-19. “Hal ini menjadi bahan bahan bakar untuk harga emas kembali meraih penguatan ke depan,” pungkasnya.