bakabar.com, BANJARMASIN - Zuriat atau keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mestinya berterimakasih kepada Syekh Nawawi Al Bantani yang menyambungkan sanad keilmuan datuk mereka.
Hal tersebut diungkapkan Tuan Guru H Wildan Salman Al Banjari di majelis yang digelar di Tahfidz Qur'an Darussalam jalan Tanjung Rema, Martapura, Kalimantan Selatan.
Guru Wildan menceritakan, pada tahun 1981, Tuan Guru H Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan haji.
"Saat itu, aku sudah di Makkah (belajar di sana, red)," kata Guru Wildan.
Abah Guru Sekumpul (selain Tuan Guru Seman Mulya dan Tuan Guru Salman Jalil), menurut Guru Wildan adalah salah satu ulama yang memperhatikan ketersambungan antara ilmu ulama keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dengan datuknya.
"Ketika itu Guru Sekumpul menemui Syekh Yasin (Al Fadani) menanyakan keberadaan sanad ilmu yang bersambung hingga Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Kata Syekh Yasin: ada. Tapi belum dibukukan," ujar Guru.
Pada tahun 1983, Syekh Yasin selesai menulis sanad-sanad keilmuan yang tersambung dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
"Aku sendiri yang ditugaskan oleh Abah (Guru Salman jalil) dan Guru Seman untuk menyampaikan surat pada Syekh Yasin, meminta kitab tersebut," jelas Guru.
Baca Juga:Guru Wildan Angkat Bicara Soal Tindakan Petugas Keamanan di Kubah Sekumpul
Kitab itu diberi nama "Iqdul marid, fi jawahiril masanid". Kitab itu berisi kumpulan seluruh sanad yang ada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dari kumpulan berbagai ilmu. Baik sanad Qur'an, tafsir, ushul tafsir, ulumul qur'an, hadits, ushul hadits, dan ilmu lainnya.
"Nah, ketika diperhatikan, hampir 90 persen diriwayatkan Syekh Nawawi Al Bantani. Jadi ujar Abahku (Guru Salman Jalil) dan Guru Seman (Guru Seman Mulya) setelah melihat sanad itu: kita terutang jasa dengan Syekh Nawawi Al Bantani,"
Di antara sanad yang terdapat dalam kitab itu, adalah dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari langsung turun ke Syekh Nawawi Al Bantani, dan ada pula yang melalui jalur Syekh Umar Al Bantani (ayah dari Syekh Nawawi Al Bantani).
"Andai Syekh Nawawi Al Bantani tidak meriwayatkan ilmu-ilmu itu, niscaya kita tidak punya sanad keilmuan yang muttasil (bersambung) ke Datuk Kelampayan (Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari), tidak ada," tegas Guru Wildan.
Di antara yang diambil Guru Wildan yang musalsal; Mata rantainya dari Guru Wildan mengambil kepada Syekh Yasin Fadani, Habib Ali Qutaibi, Habib Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Umar ibnu Arobi, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
"Andai hanya diserahkan kepada zuriat, manfaatnya hanya untuk kalimantan. Tapi karena diserahkan pada Syekh Nawawi, maka ilmu menjadi manfaat bagi seluruh Indonesia dan seluruh Arab, nah berarti kita terutang jasa dengan Syekh Nawawi," simpul Guru Wildan.
Editor: Muhammad Bulkini