TRAVEL

Getuk Gondok Hj Sri Rahayu, Kudapan Khas Magelang yang Tercipta Sejak Masa Penjajahan Jepang

Kudapan khas Magelang yang sudah ada sejak jaman penjajahan Jepang itu tak hanya mengenyangkan, namun juga lezat dan teksturnya lembut.

Featured-Image
Getuk Gondok Sri Rahayu di Pasar Rejowinangun, Rabu (24/5) (Foto: apahabar.com/Arimbihp)

Pertahankan Originalitas

Sembari melayani pembeli yang mulai ramai tiap pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, Sri menceritakan, dirinya tidak tergoda memodifikasi getuknya dengan rasa kekinian lantaran ingin mempertahan originalitas produknya.

"Rasa utama ori (manis gula pasir), coklat, dan pandan, bentuknya ada yang kotak lingkaran dan bulat seperti bakso," imbuhnya.

Kristimewaan lain dari getuk yang diproduksi Sri yakni tidak menggunakan bahan pengawet kimia apapun, namun bisa bertahan hingga 7 hari.

Pasalnya, selama pengolahan, Sri dan karyawannya selalu memilih singkong dengan kualitas terbaik, bahan-bahan alami seperti gula dan pandan, serta pengolahan yang menggunakan proses manual.

"Pengolahannya mulai dari pengukusan bisa semalam, menghaluskannya juga ditumbuk tanpa alat, jadi bisa awet," ujar Sri.

Baca Juga: Tak Cuma Gethuk, Bubur Blendrang Bisa Jadi Alternatif Kuliner Saat Berlebaran di Magelang

Dalam sehari, Sri mengaku, bisa menjual lebih dari 300 kardus getuk ukuran sedang dan 200 an kemasan mika.

"Bisa meningkat hingga 3 kali lipat produksi dan penjualnya saat hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, karena banyak yang menjadikan getuk gondok ini sebagai oleh-oleh," paparnya.

Terlebih, Getuk Gondok Hj Sri Rahayu dibanderol dengan harga cukup terjangkau yakni mulai dari Rp 10.000 per bungkus mika.

Bukan hanya dari Magelang, pembeli Getuk Gondok Hj Sri Rahayu juga datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Jepang.

Baca Juga: 11 Ribu Wisatawan Padati Kebun Binatang Solo Safari Selama Libur Lebaran

Seorang pembeli asal Kalimantan, Obi (40) mengaku, dirinya sudah berlangganan getuk gondok lebih dari 20 tahun.

"Sejak masih kuliah di Universitas Tidar (Untid) Magelang, setiap pulang kampung, ia selalu menjadikan getuk sebagai buah tangan andalan," kata Obi.

Menurut Obi, citarasa getuk gondok tidak berubah, tetap enak meski ia kini sudah berpindah ke luar kota.

"Kebetulan ini sedang main sama keluarga ke dekat Magelang, langsung menyempatkan mampir, karena getuk gondok rasanya 'ngangeni," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner