Lebaran 2023

Tak Cuma Gethuk, Bubur Blendrang Bisa Jadi Alternatif Kuliner Saat Berlebaran di Magelang

Bubur Blendrang adalah sajian kuliner yang terbuat dari tepung beras lalu dicampur tulang ayam, tulang kambing atau tulang sapi, dan dibumbui rempah

Featured-Image
Bubur blendrang di Magelang, Minggu (23/4) (apahabar.com/arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG -  Berwisata ke Magelang kurang lengkap rasanya jika belum mencicipi aneka kulinernya yang menggugah selera.

Kuliner Magelang yang masih menjadi ikon para pengunjung hingga saat ini adalah Gethuk, Kupat Tahu dan Tape Ketan.

Tak banyak yang tahu, Magelang sebenarnya masih memiliki aneka kuliner yang lezat dan sayang untuk dilewatkan.

Salah satunya adalah Bubur Blendrang khas Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Baca Juga: Taman Margasatwa Ragunan Pastikan Bebas PPKM

Bubur Blendrang adalah sajian kuliner yang terbuat dari tepung beras lalu dicampur tulang ayam, tulang kambing atau tulang sapi, dan dibumbui bawang merah, bawang putih, cabai, kencur, serta jahe.

Salah satu warung blendrang yang cukup legendaris di Muntilan yaitu Kedai Blendrang Bu Widuri yang berada di Jalan K.H. Dalhar, Dusun Wonosari, Kelurahan Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Menurut penelusuran bakabar.com, kedai tersebut mampu menjual lebih dari 100 piring blendrang per hari, terutama saat menjelang dan saat Idul Fitri.

“Saya mulai buka 1960 an, ini generasi ke dua," kata Widuri kepada bakabar.com, Minggu (23/4).

Baca Juga: H+2 Lebaran, Pengunjung Kebun Binatang Ragunan Capai Belasan Ribu

Resep tersebut Widuri dapatkan dari sang ibu yang hobi memasak. Semula dimaksudkan untuk konsumsi pribadi, lambat laun resep tersebut semakin diminati orang. Hal itu yang membuat ibunya kemudian berjualan blendrang.

Menurut Widuri, blendrang bisa berbahan balungan ayam maupun kambing. Bagian yang diambil biasanya berupa krongkong ayam atau tulang sengkel kambing.

Selain rasa, alasan Widuri memilih krongkong dan sengkel karena dijual dengan harga murah di pasar.

“Satu porsi ada yang Rp4 ribu sampai Rp6 ribu. Tapi rata-rata orang beli Rp4 ribu,” ujar Widuri.

Baca Juga: H+2 Lebaran, Pengunjung Ancol Mencapai 68 Ribu Orang

Sebelum pandemi Covid-19, Widuri berjualan blendrang keliling ke beberapa sekolah yang ada di Muntilan.

Namun, ketika pandemi, sekolah-sekolah tersebut libur sementara waktu, sehingga dirinya memutuskan untuk berjualan di rumah.

"Saya akan terus berjualan meskipun hasilnya naik turun, ini untuk melestarikan kuliner warisan resep nenek," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner