bakabar.com, BANJARBARU - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Kalimantan Selatan, menggeruduk Kantor Gubernur di Banjarbaru, Rabu (4/10) siang.
Kedatangan mereka untuk menuntut komitmen Pemprov Kalsel dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus terjadi.
Selain menyebabkan kabut asap dan meningkatkan jumlah pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), karhutla juga telah mempengaruhi perekonomian masyarakat.
"Penanganan karhutla di Kalsel payah, karena pemerintah kurang serius. Buktinya karhutla hampir di semua kabupaten dan kota di Kalsel," papar Rizky yang menjadi koordinator aksi.
"Padahal karhutla sudah sering terjadi. Seharusnya pemerintah sudah berpengalaman, termasuk mempersiapkan anggaran agar tidak mubazir," sambungnya.
Selain mempertanyakan komitmen, mahasisawa juga meminta pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarat yang terdampak karhutla.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira, membantah penanganan karhutla tidak maksimal.
"Dengan keterbatasan jumlah personel dan peralatan, penanganan karhutla telah maksimal, baik oleh satgas darat maupun udara dengan dibantu relawan," jawab Fajar.
"Namun terkait kompensasi, kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Harus dilakukan kajian untuk menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak," pungkasnya.