bakabar.com, BANJARMASIN – Krisis air bersih di Banjarmasin Barat sampai juga di telinga Wali Kota Ibnu Sina.
Ibnu mengaku geram. Bahkan meminta jajaran direksi PDAM Bandarmasih mundur jika sengkarut air bersih tak juga segera terselesaikan.
“Kalau PDAM merasa tidak mampu mencari solusi silakan mundur saja. Saya juga geregetan kenapa tidak bisa, sebenarnya untuk peremajaan pipa PDAM sangat mungkin,” ujarnya saat kepada awak media, Senin sore (16/6).
Semestinya, kata Ibnu, PDAM Bandarmasih sudah bisa berinvestasi dalam membangun pipa baru.
“Karena dasarnya PDAM kita ini sehat. Yang mau berinvestasi banyak. Lalu kenapa tidak mengambil opsi itu?” katanya.
Di awal tahun, Ibnu sudah melakukan pembicaraan secara terbuka dengan Dirut Bank Kalsel.
“Bahwa mereka siap mengusahakan pembiayaan dengan cara KPBU atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dengan pihak ketiga,” imbuhnya.
Karena sejatinya, kata Ibnu, semua keputusan ada di tangan PDAM Bandarmasih.
Soal tidak adanya penyertaan modal untuk PDAM sendiri, menurut Ibnu lebih karena imbas kasus operasi tangkap tangan 2017 silam.
Sebagai pengingat, kala itu KPK berhasil menangkap tangan Dirut PDAM Bandarmasih Muslih dan Ketua DPRD Banjarmasin Iwan Rusmali terkait jual beli perda.
“Setelah kejadian OTT menjadi alasan utama kenapa penyertaan modal itu tidak dilakukan,” ujarnya.
“Tapi sebenarnya PDAM ini untung setiap tahun, deviden atau keuntungan juga kita terima. Cari solusinya ‘lah pasti bisa. Jadi tidak ada alasan PDAM kekurangan duit, soalnya bisnis PDAM ini menguntungkan,” sambungnya.
Sebelumnya PDAM Bandarmasih menyatakan kerap tersendatnya distribusi air bersih di Banjarmasin diakibatkan oleh faktor pipa yang sudah tidak baik.
Penggantian pipa tak bisa dilakukan sebab tidak adanya penyertaan modal dari Pemkot Banjarmasin.
Bocah Kena Penyakit Kulit
PDAM Ngadat, Balita di Banbar Kena Penyakit Kulit Gegara Mandi Air Comberan
Malang betul nasib Muhammad Hafit.
Balita 2,5 tahun asal Banjarmasin Barat itu terkena penyakit kulit gara-gara mandi air comberan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Nurhayati (45) terpaksa memandikan buah hatinya dengan air selokan lantaran ngadatnya distribusi air bersih PDAM Bandarmasih.
Ironisnya krisis air bersih ini dirasakan warga setempat, tepatnya di Kompleks Baruh Batuah, Pelambuan, Banjarmasin Barat selama satu bulan, sejak Ramadan 2022 kemarin.
"Di bawah rumah saya air tidak bersih, tapi bisa dipakai mandi sehar-hari," ucap Nurhayati kepada bakabar.com, Minggu (15/5).
Kondisi anak kelimanya tersebut sangat memprihatinkan. Bahkan setelah mandi air comberan, Hafit langsung menjerit kesakitan.
Ia pun harus memberikan bedak ke seluruh tubuh putranya tersebut. "Malam juga menangis, kasihan anak begini," katanya.
Ia sangat menyayangkan macetnya distribusi air bersih PDAM Bandarmasih selama berbulan-bulan.
Padahal, ia kerap membayar tarif air bersih sebesar Rp200 ribu per bulan.
"Kita bayar saja tiap bulan sekitar Rp 200 ribu," bebernya.
Untuk memasak, ia pun rela membeli air galon setiap hari.
"Terkadang menampung air hujan, supaya dapat air bersih," pungkasnya.