bakabar.com, MARABAHAN – Sederet evaluasi menjadi oleh-oleh konsultasi publik tentang pelayanan RSUD Abdul Aziz Marabahan, Senin (31/1).
Sejumlah elemen dihadirkan dalam konsultasi publik tersebut. Selain dibuka Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, juga dihadiri sejumlah kepala satuan kerja.
Kemudian Satgas Pelayanan Publik, ulama dan tokoh masyarakat, organisasi kemasyaratan dan pemuda, serta jurnalis dari berbagai media di Batola.
Juga dihadirkan Asisten Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan, Sopian Hadi, serta dr Endah Labati Silapurna yang juga Direktur RSUD Idaman Banjarbaru.
Sejumlah masukan penting diberikan Ombudsman, serta sederet terobosan yang telah dilakukan RSUD Idaman sebagai pembanding.
Pemilihan RSUD Idaman sebagai pembanding, sebenarnya bukan tanpa alasan. Meski jauh lebih megah dan lengkap dibanding RSUD Abdul Aziz, rumah sakit milik Pemko Banjarbaru ini sama-sama bertipe C.
Sementara dalam sesi konsultasi, sejumlah masukan juga dilontarkan peserta. Mulai dari memaksimalkan penggalian Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pelayanan dokter spesialis.
Kemudian peningkatan informasi pelayanan standar, baik berupa jenis perawatan dan ketersediaan kamar rawat inap, pengelolaan kebersihan, serta saran perluasan kawasan.
Terutama informasi pelayanan, masih banyak warga yang kebingungan tentang jenis pelayanan yang akan didapatkan, terutama untuk pasien non asuransi kesehatan.
Menanggapi masukan tersebut, Manajemen RSUD Abdul Aziz berjanji segera menerapkan dalam waktu dekat.
Di antaranya peningkatan pengelolaan kebersihan dan informasi berbagai pelayanan melalui website dan platform media sosial.
“Memang dalam dua tahun terakhir, informasi real time tentang ketersediaan bed rawat inap sempat mandeg akibat kesibukan menangani Covid-19,” sahut dr Fathurrahman, Direktur RSUD Abdul Aziz.
Di sisi lain, rencana perluasan kawasan sudah dalam tahap perencanaan. Setelah pemindahan bangunan ke Kecamatan Cerbon ditunda, pelebaran dilakukan dengan cara vertikal secara bertahap.
Dalam rencana yang sudah disusun, pelebaran vertikal diperuntukkan poli jantung, rehabilitasi medik, ortopedi, jiwa, DOTS dan kaki diabetik.
“Demikian juga IGD yang kurang begitu luas dan belum memenuhi luasan standar,” beber Fathurrahman yang juga dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Abdul Aziz.
“Sementara perawatan instalasi rawat inap, sudah direncanakan ruangan untuk perawatan bedah, anak, isolasi dan hemodialisa,” tandasnya.