Kerawanan Pangan Dan Gizi

Gandeng 10 Fakultas, Bapanas Serius Cegah Kerawanan Pangan dan Gizi

Bapanas menggandeng 10 Fakultas Ilmu Gizi di 10 provinsi untuk percepatan program strategis kewaspadaan pangan dan gizi.

Featured-Image
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas yang mengampu ilmu gizi. Foto: Bapanas

bakabar.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng 10 Fakultas Ilmu Gizi yang ada di 10 provinsi untuk melakukan percepatan program strategis kewaspadaan pangan dan gizi. Hal itu dalam rangka memperkuat sektor pangan nasional untuk menghadapi sejumlah tantangan ketahanan pangan dan gizi.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menjelaskan, kolaborasi dengan civitas akademika itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas yang mengampu ilmu gizi.

“Sinergitas ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara NFA bersama Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) yang telah ditandatangani pada 26 Juni 2023, kemarin," ujar Sarwo dalam keterangan tertulis di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Selasa (27/6).

Adapun kesepuluh Fakultas tersebut yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar, Aceh; Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Sumatera Barat; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan; Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Jawa Timur; Fakultas Kesehatan, Sains, dan Teknologi, Universitas Dhyana Pura, Bali; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Manado, Sulawesi Utara; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Sulawesi Barat, Sulawesi Barat; dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Cek Harga Daging Ayam di Pasar Palmerah, Bapanas: Harganya Masih Wajar

Pelaksanaan kerja sama itu, tidak akan terlepas dari 3 kegiatan prioritas yang menjadi fokus dalam menjaga kewaspadaan pangan dan gizi, meliputi Sistem Peringatan Dini Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang akan dilakukan melibatkan 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/kota, Gerakan Selamatkan Pangan dalam rangka Pencegahan Food Waste yang akan melibatkan 12 Provinsi, dan Pemberian Pangan Bergizi kepada Anak Usia Sekolah menuju Indonesia Emas 2045 yang akan dilaksanakan pada 10 Provinsi dan 50 Kabupaten/Kota.

“Sebelumnya, Bapanas sudah menyusun 3 kegiatan prioritas dalam menjaga Kewaspadaan Pangan dan Gizi, sehingga kerja sama dengan 10 fakultas ini akan diarahkan untuk mendukung percepatan pelaksanaan 3 program tersebut,” jelasnya.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy berpidato usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas. Foto: Bapanas
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy berpidato usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas. Foto: Bapanas

Sebagai langkah awal, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengungkapkan, kerja sama akan dimulai melalui program kegiatan Pemberian Pangan Bergizi kepada Anak Usia Sekolah.

“Sebagai langkah awal Bapanas akan berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Gizi di 10 Universitas tersebut dalam pendampingan organisasi perangkat daerah (OPD) Pangan di 10 Provinsi dan 50 Kabupaten/Kota, dan memberikan pangan bergizi kepada anak usia sekolah,” ujarnya.

Baca Juga: Bapanas Gelar GPM, Pengamat: Harus Lebih Murah Dibanding Harga Pasar

“Kerja sama ini sangat dinamis, untuk itu Bapanas bersama AIPGI juga bersepakat untuk bisa memperluas atau menambah ruang lingkup kerja sama berdasarkan perkembangan dan kebutuhan di lapangan,” ungkap Nyoto.

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyambut baik terlaksananya kerja sama ketahanan pangan dan gizi bersama kelompok akademisi dan perguruan tinggi ini.

“Ketahanan pangan dan gizi selalu menjadi isu strategis nasional, maka sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo bahwa keterpenuhan gizi masyarakat harus di jaga dan dipastikan karena sangat berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul,” paparnya.

Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas dengan 10 Dekan Fakultas yang mengampu Ilmu Gizi, Selasa, (27/06/2023), di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. Foto: Bapanas
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas dengan 10 Dekan Fakultas yang mengampu Ilmu Gizi, Selasa, (27/06/2023), di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. Foto: Bapanas

Ia menambahkan, sesuai amanat Perpres 66 Tahun 2021, Bapanas sebagai lembaga pemerintah yang bertugas di bidang pangan semakin konsen dalam memerangi kurang gizi dan stunting. Langkah tersebut dilakukan melalui program strategis, seperti penyaluran bantuan pangan untuk menurunkan stunting, kampanye penganekaragaman dan penyelamatan pangan, penetapan dan penilaian skor Pola Pangan Harapan (PPH), dan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA).

Baca Juga: Kegiatan Pasar Murah, Bapanas Pastikan Harganya Masuk Kategori Wajar

Sementara itu, Ketua Umum AIPGI Hardinsyah memaparkan, implementasi dari kerja sama itu salah satunya adalah pendampingan pemberian makanan bergizi, yang meliputi, pelaksanaan penyusunan databaseline dan endline, edukasi gizi dan monitoring evaluasi.

“Perguruan Tinggi akan melakukan pemetaan terlebih dahulu untuk memperoleh data dasar atau baseline, program akan berlangsung selama dua bulan. Kemudian akan ada pengumpulan data akhir untuk melihat bagaimana perubahan mainset, pengetahuan, dan perilaku anak,” ujarnya.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy saat menghadiri penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas yang mengampu ilmu gizi. Foto: Bapanas
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy saat menghadiri penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Sinergitas Penguatan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi bersama 10 Dekan Fakultas yang mengampu ilmu gizi. Foto: Bapanas

Selain tahapan tersebut, kata Hardinsyah, juga dilakukan intervensi berupa pemberian edukasi seputar pangan dan gizi. “Jadi disamping ada upaya memberikan pangan bergizi, 10 kali dalam setiap bulan, yang lebih penting lagi mendidik murid memberikan edukasi pangan dan gizi. Edukasi ini juga disampaikan kepada para guru dan orang tua murid agar programnya terus berjalan berkelanjutan,” jelasnya.

Sejauh ini ada sejumlah tantangan ketahanan pangan dan gizi yang menjadi perhatian Bapanas, di antaranya, upaya pencapaian target angka Prevalence of Undernourishment (PoU).

Baca Juga: Bapanas Jaga Kestabilan Harga 9 Komoditas Pangan untuk Tekan Inflasi

Di mana, kata Sarwo, angka PoU tahun 2022 menunjukkan sebanyak 28,1 juta jiwa (10,21%) penduduk Indonesia mengkonsumsi energi (kalori) kurang dari standar minimum untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

"Solusi penanganan terus didorong agar capaian di tahun 2024 bisa memenuhi target RPJMN sebesar 5% dan target SDGs ke-2 sebesar 0% di tahun 2030," terangnya.

Selain itu, terkait pengentasan daerah rentan rawan pangan, berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2022, masih terdapat 74 kabupaten/kota yang rentan rawan pangan.

“Terkait derah rentan rawan pangan, Bapanas menargetkan setiap tahun berkurang 10 persen, sehingga dalam 10 tahun ke depan daerah rentan rawan pangan ini dapat kita selesaikan,” pungkas Sarwo.

Editor
Komentar
Banner
Banner