bakabar.com, JAKARTA - Proyek pembangunan food estate di Desa Tewai Baru, Gunung Mas, Kalimantan Tengah terus menuai kecaman. Alasannya, proyek tersebut memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Direktur Walhi Kalteng Bayu Herinata menilai pembangunan food estate di Gunung Mas justru memperparah kerusakan lingkungan. Kawasan hutan dan tutupan hutan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air justru dirusak dengan pembukaan lahan singkong.
Pembangunan food estate juga memberi dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Salah satunya dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah Tewai Baru.
"Di mana kejadian banjir semakin sering terjadi dan juga meluas ke wilayah yang sebelumnya tidak pernah kebanjiran," jelasnya kepada bakabar.com, Selasa (22/8).
Baca Juga: Balas Kritik PDIP, Jokowi: Bangun Food Estate Tak Semudah Itu!
Akibat program food estate berupa lahan singkong, masyarakat mengaku kehilangan sumber penghidupan dan ekonomi yang bersumber dari hutan. Pascahutan yang telah ditebang mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal.
"Hutan dan lahan tersebut sebelumnya dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi pangan lokal dan mengambil hasil hutannya. Tapi sejak dikelola oleh food estate akses masyarakat dibatasi dan hilang," jelasnya.
Bayu menambahkan, "Akibatnya produksi pangan lokal menjadi berhenti dan masyarakat kehilangan ragam pangan lokal serta bibit-bibit (padi lokal)."
Ia menganggap program yang dinarasikan sebagai upaya untuk memenuhi ketahanan pangan, fakta justru berdampak sebaliknya. Program tersebut telah mengancam keberlangsungan kehidupan masyarakat serta lingkungan, sementara hasilnya jauh dari yang diharapkan.
Baca Juga: Proyek Food Estate, Jurnalis Lingkungan: Ciptakan Gastro Kolonialisme
"Sekarang ini proyek food estate singkong di lapangan mangkrak, karena singkong yang ditanam gagal tumbuh. Tidak bisa dipanen dan tidak ada aktivitas sama sekali di lapangan," terangnya.
Bayu menegaskan proyek food estate yang digarap era Kemenhan Probowo Subianto itu dapat disimpulkan gagal total. Pemerintah harus bertanggungjawab dengan menghentikan proyek ini, kemudian melakukan evaluasi.
Ia juga meminta audit menyeluruh pelaksanaan proyek food estate yang konon berafiliasi dengan Prabowo Subianto tersebut. Sebab ada indikasi korupsi yang mengakibatkan kerugian negara pada proyek yang bersumber pada APBN tersebut.
Selanjutnya ia berharap pemerintah harus melakukan pemulihan lingkungan terhadap lokasi food estate yang telah dirusak, baik di hutan atau ekosistem gambut. Hal itu penting sebagai upaya mitigasi potensi bencana alam di masa depan.