Kematian Filep Karma

Filep Karma dalam Kenangan Usman Hamid

Amnesty International Indonesia Usman Hamid sampaikan duka cita kepada keluarga dan ceritakan sosok Filep Karma seorang tokoh pembela HAM Papua yang gigih menyu

Featured-Image
Aktivis HAM dan kemerdekaan Papua, Filep Karma. (Foto: CNN Indonesia)

bakabar.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyampaikan duka cita kepada keluarga atas meninggalnya Filep Karma, di Pantai Bse G, Jayapura sekitar pukul 7.00 WIT, Selasa (1/11).

"Hari ini kami berkabung atas berpulangnya tokoh pembela HAM Papua yang selama ini dikenal gigih menyuarakan keadilan dan kedamaian di Papua. Kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga," ujar Usman Hamid saat di hubungi bakabar.com, Jakarta, Rabu (2/11).

Baca Juga: Amnesty Internasional Desak Pemerintah Usut Kematian Filep Karma

Usman mengenang Filep Karma semasa hidupnya dikenal sebagai aktivis HAM dan kemerdekaan Papua.

Ia juga tercatat pernah menyandang status prisoners of conscience atau tahanan hati nurani dari Amnesty International yang bermarkas di London, Kerajaan Inggris. 

Status itu disandangnya usai dirinya ditahan dan divonis 15 tahun penjara karena berpartisipasi dalam kegiatan damai berupa upacara pengibaran bendera Bintang Kejora pada 1 Desember 2004.

Baca Juga: Aktivis Filep Karma Meninggal, Begini Sepak Terjangnya Perjuangkan Kemerdekaan Papua

Pada November 2005, ia menghirup udara bebas setelah menghabiskan satu dekade di balik jeruji karena ekspresi damai politiknya.

Selama di penjara, Filep Karma mengalami penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi lainnya yang merendahkan martabat, termasuk tidak diberi akses medis yang layak.

"Alasan Amnesty meminta adanya penyelidikan merujuk pada investigasi atas potensi kematian di luar hukum Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia tahun 2016 (Protokol Minnesota)," kata Usman.

Baca Juga: Polda Papua Berjanji Transparan Ungkap Kematian Filep Karma

Usman juga menjelaskan protokol ini menyebut bahwa pada kondisi kematian individu ataupun kelompok dalam sebuah kejadian, keluarga seharusnya dilibatkan dan diinformasikan dengan baik mengenai proses identifikasi.

Selain sebagai aktivis, Filep Karma juga pernah menjadi seorang pegawai negeri sipil. Profesi itu mengikuti ayahnya yang merupakan mantan Bupati Wamena, Andreas Karma. Secara aktif, Filep Karma juga sering mengekspresikan pandangan politiknya secara damai.

''Perjuangan almarhum telah menginspirasi banyak orang, termasuk kaum muda, untuk jujur dan berani menyuarakan kebenaran,'' ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner