News

Festival Suling Tambur di Raja Ampat Mendapat Rekor MURI

Tradisi bermusik orang Papua, termasuk Raja Ampat sangat kental. Potensi ini dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisata

Featured-Image
Ramainya Festival Suling Tambur Raja Ampat.Foto: Antara.

apahabar, JAKARTA - Pemerintah dan masyarakat daerah punya cara masing-masing untuk menghidupkan nadi kotanya. Festival adalah satunya. Keindahan alam dan dukungan festival musik tahunan, dipakai sebagai amunisi untuk menarik wisatawa.

Akhir November 2022 ini, event tahunan Festival Suling Tambur kembali digelar di Raja Empat, setelah vakum selama dua tahun karena Covid-19. Pemerintah pun tancap gas dengan melibatkan seluruh siswa sekolah untuk turun dalam acara seni budaya tersebut.

Festival ini melibatkan anak-anak pelajar mulai tingkat SD, SMP, SMK dan SMA. Hasilnya memuaskan, Festival Suling Tambur dengan grup terbanyak di Raja Ampat mendapatkan penghargaan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI.

Baca Juga: Malam Ini Musisi Pagatan Ngumpul di Idzi Kopi, Ada Jam Session hingga Pengadilan Musik!

Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam di Waisai, Selasa (29/11) mengatakan bahwa rekor MURI tersebut ditandai dengan penyerahan piagam oleh MURI kepada Pemkab Raja Ampat pada 26 November 2022.

"Bahwa rekor tersebut diberikan atas kerja keras Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melestarikan seni budaya Suling Tambur dan mempromosikan wisata budaya melalui Festival Suling Tambur rutin setiap tahun," kata Burdam, melansir Antara.

Festival ini, kata dia, secara konsisten dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat setiap tahun untuk didorong masuk Calender of Event Indonesia dan langsung diprakarsai oleh Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati dan telah berlangsung sejak 2017.

Baca Juga: Jaga Kebersihan Laut untuk Wisata Berkelanjutan di Raja Ampat

Festival Suling Tambur dilaksanakan pertama kali tahun 2017 di Waisai ibu kota kabupaten Raja Ampat, dan dilanjutkan tahun 2018 di Distrik Kabare, tahun 2019 di Kepulauan Pam, tahun 2021 di Wejim, dan 2022 kembali ke di Waisai.

"Tahun 2020 Festival Suling Tambur tidak dilaksanakan karena adanya pandemi COVID-19," ujarnya.

Selain memecahkan rekor dunia dengan grup terbanyak, pada pesta budaya Festival Suling Tambur 2022 panitia mencatat kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun pelaksanaan yakni busana unik peserta festival.

Tidak hanya jumlah grup peserta musisi Suling Tambur yang mencapai 25 peserta, festival kali ini busana juga beragam terbuat dari kulit kayu, daun sagu, kulit gamutu, kain dada, aksesoris kekayaan alam flora dan fauna, serta kreasi gambar dan ukiran.

Editor


Komentar
Banner
Banner