Fenomena Ibu Bunuh Anak di Jember, Psikolog: Itu Bukan Depresi

Fenomena memilukan terjadi di Jember, Jawa Timur sebulan terakhir. Ibu membunuh anak sendiri, lalu mengakhiri hidup.

Featured-Image
Dosen Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember, Panca Kursistin Handayani/ Foto: UM Jember

bakabar.com, JEMBER - Fenomena memilukan terjadi di Jember, Jawa Timur sebulan terakhir. Ibu membunuh anak sendiri, lalu mengakhiri hidup.

Kasus ini sudah terjadi dua kali sepanjang Juni. Pertama di Kecamatan Silo. Kedua di Patrang.

Di Silo, kasus ini terjadi 9 Juni 2023. Tepatnya di dusun Sumberlanas, Desa Harjomulyo. Bocah lima tahun ditikam ibunya sendiri. Orang tuanya itu mencoba mengakhiri hidup namun digagalkan warga.

Baca Juga: Ibu Pembunuh Dua Anak Kandung di Jember Diduga Alami Halusinasi

Terbaru di Patrang. Tepatnya di Kelurahan Bintaro. Di sini sadis. Seorang ibu membunuh dua anaknya, lalu mengakhiri hidup dengan gantung diri. Polisi menyebut, pelaku sekaligus korban sedang depresi.

Fenomena itu menarik perhatian Dosen Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember, Panca Kursistin Handayani. Kata dia, kasus ini tak sekadar dipicu depresi. Tapi gangguan jiwa berat.

"Kalau sekedar depresi tidak sampai membunuh orang lain. Ini kemungkinan gangguan sikotik, gangguan jiwa berat," katanya kepada bakabar.com, Senin (19/6) sore.

Baca Juga: Tega! Seorang Ibu di Sampit Bunuh Anak Sendiri

Kata dia, depresi jauh lebih mudah diatasi. Memungkinkan untuk segera disembuhkan. Sedangkan gangguan jiwa berat, sulit.

Meski begitu, urusan deprsei tak boleh diremehkan. Lama-lama juga bisa memicu gangguan jiwa.

"Kalau depresi kemungkinan keinginan bunuh diri itu ada, tapi kalau sampai membahayakan orang lain itu tampaknya tidak sampai ke sana," jelasnya.

Lebih rinci soal depresi. Kata Panca, ini urusan penurunan mood. seperti murung dan sedih.

Tapi, kalau dibiarkan depresi ini akan mengarah ke gangguan jiwa. Makin dibiarkan, semakin parah.

Rumah Ibu bunuh dua anak di Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember./ Foto: Polsek Patrang
Rumah Ibu bunuh dua anak di Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember./ Foto: Polsek Patrang.

Butuh Kepekaan dari Keluarga

Panca menyebut, orang depresi butuh kepekaan dan perhatian dari keluarga dan lingkungan sekitar. Sehingga tak berlarut-larut hingga memicu gangguan jiwa.

Ia lantas membeberkan ciri orang depresi. Yang paling umum sering kemurungan atau merasakan rasa sedih yang berlarut-larut.

"Depresi, artinya mood yang sedang turun, sedih, merasa hampa, tidak ada harapan. Akan menjadi gangguan bila terasa intens, tiap hari temanya murung," kata dia.

Baca Juga: Tega! Ibu di Jember Tikam Leher Anak Kandung Saat Tidur

Kondisi tersebut biasanya disertai dengan kepribadian yang introvet, malas bertemu orang dan suka tidur. Terutama dalam jangka waktu panjang dan berurutan.

"Orang depresi kecenderungan introvet, tidak punya banyak teman, kalaupun punya teman tidak akrab, lebih banyak menyendiri," ujarnya.

Berbeda halnya dengan orang yang sedang berduka. Kondisi itu wajar dialami. Biasanya akan mereka seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Murni, Pembunuh Anak di Sampit: Ingin Berkumpul di Akhirat

Tapi hati-hati. Jika rasa sedihnya terus berkelanjutan, maka perlu perhatian khusus.

"Maka orang yang ada di sekitar, seperti teman atau keluarga, harus siap untuk menjadi teman mendengarkan curhatan. Cukup mendengar, tidak harus memberi solusi," tuturnya.

Setidaknya, hal itu bisa membantu sedikit mengurangi beban. "Dan kembali semangat menjalani kehidupan," imbuhnya.

Penyebab Umum

Panca menilai penyebab orang mengalami depresi hingga level gangguan kejiwaan, paling banyak dipicu persoalan ekonomi. Juga keluarga yang tidak harmonis.

"Penyebabnya, sangat kompleks. Kejadian akhir akhir ini, Paling banyak karena faktor ekonomi, dan problem dengan suami," jelasnya.

Baca Juga: Motif Ibu Bunuh Anak di Sampit Buram, Murni Sering Menangis

Persoalan hubungan keluarga yang tidak sehat bisa bermula dari kasus kekerasan verbal hingga fisik yang dialami istri.

"Ketidakpuasan, korban kekerasan, atau kekecewaan lain juga memicu orang menjadi depresi," katanya.

"Bisa juga, dari di luar keluarga inti, mertua, saudara ipar, juga bisa jadi penyebab. Itu penyebabnya sangat personal," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner