Kalsel

Fakta-Fakta Buronnya Pembunuh Brutal di Gambah HST, Residivis yang Ahli Survival

apahabar.com, BARABAI – Herlan (45), pelaku pembunuhan Didi Rahman (42) tampaknya ‘betah’ hidup dalam pelarian. Kurang…

Featured-Image
Herlan pelaku pembunuhan Didi hingga kini masih buron. Sempat beberapa kali dilaporkan keluar dari lokasi persembunyian. Foto: Ist

Hari itu, alkohol 70 persen diminumnya. Yayar mengenal Herlan. Tapi tidak sedekat adiknya itu mengenal Herlan. Selain tetangga, keduanya juga berkawan.

Usai menghabisi Didi, Herlan sampai hari ini masih buron. Tim reserse gabungan yang diterjunkan Polda Kalsel belum juga mampu menangkapnya.

"Dia masuk hutan. Hutan HST itukan luas, sampai kabupaten tetangga, pelaku ini kerap berpindah-pindah tempat," ujar salah satu anggota kepolisian.

Pembunuhan terjadi saat Didi sedang bersantai sembari mencabut uban seorang diri di muka pintu rumahnya. Sedang, istrinya sibuk beres-beres di dalam rumah.

Tiba-tiba datang istri Herlan dalam keadaan mengaduh. "Tolong, Herlan mengamuk," ujar istri pelaku.

Sejurus itu Herlan menyusul. Rupanya keduanya baru saja bertengkar. Istri Herlan sengaja mendatangi Didi berharap ia bisa menasihati suaminya.

Didi lantas coba menenangkan Herlan yang tampak di bawah pengaruh minuman beralkohol. Selama ini, ia sudah menganggap Herlan bak kakaknya sendiri.

"Bawa bersabar. Malu dilihat orang," sambung Yayar menirukan perkataan mendiang adiknya itu kepada Herlan.

Namun naas, diam-diam Herlan yang tampak dalam pengaruh alkohol diduga tersinggung oleh ucapan itu.

Tak disangka, ia menebas leher Dedy yang lengah dalam kondisi setengah lumpuh akibat kecelakaan lalu lintas beberapa tahun silam.

"Herlan itu dalam kondisi mabuk. Kalau dia lagi marah, bawaannya selalu parang," ujar Yayar.

Dedy beberapa tahun lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu meninggalkan cedera di bagian pinggang dan leher. Jika ingin menoleh, maka Deddy harus membalikkan pula badannya.

"Ia tahun lalu habis ditabrak mobil dan kendaraan. Tapi yang namanya orang baik, ia tak pernah mau menuntut," ujar Yayar.

Mendiang Dedy meninggalkan anak berusia 9 tahun dan seorang istri. Kini mereka semua berkumpul di rumah orang tua Dedy.

"Semuanya bersama kami. Yang namanya tanggung jawab, kata abah biar bersama kami saja. Biar kita kumpul bersama," pungkas Yayar.

Selama hidup, Deddy juga dikenal sebagai pribadi yang dermawan. Meski hanya mengandalkan hidup dari memelihara ayam, Deddy sering membantu Herlan yang kerap meminta beras, bawang, sayur mayur bahkan uang tambahan untuk membeli alkohol.

"Adik saya ini tak bekerja, karena memang tidak bisa bekerja. Kalau pelaku masih gagah, masih bisa bekerja. Kadang jadi buruh bangunan, kadang naik pohon kelapa untuk dijual," pungkas Yayar.



Komentar
Banner
Banner