bakabar.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menyoroti lemahnya penetrasi penjualan motor listrik di dalam negeri yang masih jauh dari target.
Ketua Umum AISMOLI menerangkan kondisi tersebut disebabkan kondisi ekosistem motor listrik. Ini terlihat dari belum meratanya kebaradaan bengkel dan dealer motor listrik, khususnya di daerah.
“Kalau masyarakat akan membeli (kendaraan listrik) yang bantuan ini. Artinya, akses perlu dipermudah, harus bisa cepat. Akses mendapatkan barangnya, ke mana bengkelnya, ke mana mengisinya, harus cepat,” katanya kepada bakabar.com, dikutip Selasa (5/12).
Baca Juga: Menanti Peran UMKM Perkuat Ekosistem Motor Listrik Lokal
Berdasarkan pengamatannya, penyebaran bengkel dan dealer motor listrik masih belum merata. Adapun pada merk tertentu bengkel masih hanya ditemui di Jakarta dan Bandung.
Karena itu ia menyayangkan apabila dari sektor industri belum bisa memaksimalkan peluang untuk mendorong percepatan penjualan motor listrik.
Sementara itu, di sisi lain pemerintah menurutnya dinilainya sudah totalitas mendorong percepatan kendaraan listrik. Hal itu terlihat dari pemberian subsidi yang diberikan untuk mempercepat akselerasi penjualan motor listrik.
Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Subsidi Masih Jauh dari Target pada Tahun Ini
“Ya kalau saya selalu mengatakan ada tiga pilar. Pemerintah all out untuk percepatan ini. Tinggal dari industri dan masyarakatnya,” jelasnya.
"Kami sedang mencari format untuk menjadi mitra pemerintah itu seperti apa, agar juga bisa menjual dengan cepat," imbuhnya.
Budi mengungkapkan pihaknya mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk memproduksi sebanyak 600 ribu motor listrik pada 2024. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 dengan jumlah 200 ribu motor listrik.
Publik Minim Pengetahuan
Budi Setiyadi mengungkapkan selain kondisi industri, pengetahuan masyarakat mengenai motor listri juga masih minim. Sekalipun mengetahui, masyarakat masih mempertimbangkan untuk membeli motor listrik.
“Misalnya anggapan, ini motor gimana ya kalau rusak? Terus jualnya gimana? Kalau mau servis di mana? dan sebagainya,” katanya.
Baca Juga: Keren! Akhirnya Motor Listrik Asal Indonesia Dipasarkan di Malaysia
Minimnya pengetahuan masyarakat tersebut secara tidak langsung imbas dari sektor industri yang masih belum memaksimalkan peluang yang ada. Kondisi tersebut yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat rendah mengenai motor listrik.
“Jadi hambatan-hambatan itu lebih banyak dialami ke internal kita di industri motor listrik,” terangnya kepada bakabar.com.
Meski begitu, masih ada masyarakat yang membeli motor listrik digunakan untuk kendaraan alternatif. Selain di antaranya juga masih memiliki motor konvensional.
Baca Juga: Indonesia Diprediksi Jadi Raksasa Baterai Kendaraan Listrik di 2034
Penjualan motor listrik dengan subsidi Rp7 juta, tidak bisa mencapai target 200 ribu unit di tahun ini.
Sebab menurut Budi Setiadi, Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI), penjualan motor listrik dengan subsidi saat ini baru mencapai 15 ribu unit.
"Penjualan motor listrik dengan skema bantuan pemerintah sudah mencapai 15 ribu unit di November 2023. Angka ini baik yang sudah di-delivery dan sedang diverifikasi," ujarnya di sela-sela acara inabuyer EV Expo di Jakarta, Selasa (28/11).