bakabar.com, JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengungkapkan masyarakat perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan untuk mendukung ekonomi hijau.
Selain dengan melakukan praktek yang lebih ramah lingkungan, masyarakat juga perlu memiliki peran penting untuk mendorong atau memberikan tekanan kepada pemerintah mengenai implementasi kebijakan yang berdasarkan motivasi transisi energi.
"Praktik yang sejalan dengan komitmen penurunan emisi global," terang Ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky seperti dilansir Antara, Kamis (16/11).
Baca Juga: Kios Pandawara Kita, Rujukan Harga Pangan di Jateng
Riefky menerangkan salah satu target ambisius dari pelaksanaan ekonomi hijau adalah dengan memperlambat atau bahkan menghilangkan perubahan iklim.
Dengan berhasil menahan laju perubahan iklim, maka risiko bencana akibat perubahan iklim dapat ditekan. Salah satunya kemarau panjang yang bisa berdampak pada krisis pangan.
Tak hanya itu, kata Riefky, perubahan iklum yang berhasil ditangani juga dapat menurunkan kemungkinan banjir maupun kebakaran hutan.
"Jadi dampak ke masyarakat sangat-sangat besar," terangnya.
Baca Juga: Aksi Boikot Produk Pro Israel Meluas, Bos Ritel Ketar-ketir
Baca Juga: Geliat Bisnis Ritel: Lepas dari Pandemi, Persoalan Global Menghantui
Terlebih konsep ekonomi hijau dan ekonomi biru sangat dengan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat biodiversitas yang sangat tinggi.
Ini terlihat dari sebagian besar daerah pesisir yang memanfaatkan sektor perikanan maupun produk bahari lainnya sebagai mata pencarian.
Termasuk di antaranya sektor transportasi barang melalui logistik laut yang juga merupakan wujud dari ekonomi biru.
"Secara umum, negara Indonesia sangat dekat dengan isu ekonomi hijau dan ekonomi biru," pungkasnya.