bakabar.com, SURABAYA - Bandara Banyuwangi meraih sertifikat ramah lingkungan pertama di Indonesia. Bandara ini memiliki lanskap sawah dan nyaris tak memiliki pendingin ruangan atau AC.
Sertifikasi Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) itu diperoleh dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Bandara Banyuwangi dinilai memiliki konsep bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Ini jadi bukti bahwa Bandara Banyuwangi adalah Green Airport," kata Eksekutif General Manager (EGM) Bandara Internasional Banyuwangi, Johan Seno Acton dalam keterangan tertulis yang diterima bakabar.com, Rabu (27/12).
Menurut Johan, ada sejumlah aspek penilaian yang dilakukan. Seperti kesehatan dan kenyamanan yang terdiri dari kenyamanan termal (panas) dalam ruang dan pergantian udara ruangan.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Banyuwangi Bakal Punya Pabrik Pengolahan Sampah Low Value
Terlebih, bandara yang berlokasi di kawasan Blimbingsari ini nyaris tidak menggunakan AC. Pihak manajemen mengoptimalkan sistem penghawaan alami yang membantu aliran udara tetap sejuk.
“Strategi ventilasi udara alami dan penggunaan kisi-kisi kayu untuk sirkulasi udara di Bandara Banyuwangi menjadi salah satu kelebihan yang dinilai. Selain itu, green roof terminal juga menjadi nilai lebih,” tutur Johan.
Aspek penilaian lainnya adalah efisiensi energi dan konservasi. Hal ini meliputi sistem tata cahaya dan udara dalam ruang, serta upaya reduksi emisi karbon.
Untuk mengurangi emisi karbon, Bandara Banyuwangi menggunakan pembangkit listrik tenaga surya di atap bandara. Kemudian, menerapkan skylight untuk pencahayaan alami di siang hari.
"Penggunakan energi listrik yang minim pada berbagai ruangan juga menjadi salah satu penilaian positif,” imbuh Johan.
Baca Juga: Kelola Sampah Hulu ke Hilir, Banyuwangi jadi Contoh Dekarbonisasi Nasional
Johan menambahkan, sertifikasi Greenship NZH ini akan digunakan sebagai percontohan. Dia harap, bandara lain bisa menerapkan konsep Green Bulding seperti Bandara Banyuwangi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut bangga atas prestasi ini. Terlebih, Pemkab memang merancang Bandara Banyuwangi dengan konsep bangunan hijau dan mengangkat arsitektur lokal.
Konsep itu juga membawa Bandara Banyuwangi memenangi kompetisi arsitektur internasional, The Aga Khan Award for Architecture 2022. Dengan menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia.
“Bahkan kami terbitkan regulasi yang menjaga agar kawasan di sekitar bandara lansekapnya tetap persawahan,” jelas Ipuk.
Sebagai informasi, GBCI adalah lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia. GBCI merupakan lembaga nirlaba yang mendorong terciptanya gedung-gedung ramah lingkungan. Lembagai ini merupakan bagian dari World Green Building Council yang berpusat London, Inggris.