Hot Borneo

Dua Helikopter Patroli Karhutla di Kalsel Datang Lagi

Pemprov Kalsel sepertinya sangat serius dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.

Featured-Image
Salah satu heli patroli dari BNPB untuk Kalsel dalam penanganan karhutla di Banua. Foto: BPBD Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU - Pemprov Kalsel sepertinya sangat serius dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.

Setelah mendapatkan bantuan helikopter multifungsi (patroli-water bombing), kali ini BPBD Kalsel kembali menerima bantuan dari BNPB berupa dua unit heli khusus patroli. Jenisnya, BK-ZBK dan BK-ZBB

"Jadi dua unit yang datang ini khusus untuk patroli dalam penanganan karhutla," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Rabu (12/7/2023).

Dengan demikian, BPBD Kalsel memiliki tiga unit heli untuk penanganan karhutla. Satu water bombing dan dua untuk patroli.

Lantas kapan dioperasikan? Pormadi menuturkan, untuk pengoperasian, pihaknya sudah mendapat verifikasi dari BNPB hari ini.

"Setelah itu sudah bisa dioperasikan untuk penanganan karhutla," katanya.

Di sisi lain, BPBD Kalsel bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) telah melakukan teknologi modifikasi cuaca atau TMC sejak 7 hingga 18 Juli 2023.

TMC sendiri diklaim cukup efektif mengingat hotspot di Banua terus berkurang sepekan terkahir.

"Sudah ribuan kilogram bahan semai telah dalam beberapa kali sorti dilakukan sejak 7 Juli kemarin," sahut Adi Bayu Rusadi, Manajer Operasional Lab Pengelolaan TMC pada BRIN.

"Berdasarkan hasil analisis dan dibantu data pendukung dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan selalu terjadi di area-area penyemaian awan dalam tiga hari terakhir," imbuhnya.

Kemudian hasil monitoring tinggi muka air tanah gambut, juga menunjukkan kenaikan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) sebanyak 2 sentimeter dibandingkan periode sebelum TMC.

"Dengan demikian, TMC yang dilakukan secara terukur dapat membantu peningkatan TMAT di lahan gambut agar tetap dalam kondisi basah dan tidak mudah terbakar," beber Adi Bayu.

Dalam penyemaian awan, TMC BRIN menggunakan satu unit pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2108 milik TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 4 Lanud Abdul Rahman Saleh Malang.

Sedangkan jumlah personel yang diturunkan BRIN berjumlah 13 orang. Sebanyak 9 orang di antaranya yang bertugas di Posko TMC, sedangkan 4 orang lain di Pos Meteorologi.

Adapun biaya yang dikeluarkan untuk melaksanaan TMC mengacu kepada peraturan tarif di Kementrian Keuangan.

"Diharapkan semua satkeholder dapat bersinergi dalam kegiatan tersebut, sehingga keselamatan dan tujuan utama misi pembasahan lahan gambut dapat tercapai," tambah Budi Harsoyo, Koordinator Lab Pengelolaan Lab TMC BRIN.

TMC sendiri akan berakhir 18 Juli 2023. Sepanjang waktu tersisa, penyemaian awan akan dilakukan di Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.

Editor


Komentar
Banner
Banner