Bisnis Smelter

DPR Nilai K3 Perusahaan Smelter Nikel di Morowali Lemah

DPR menganggap penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) sangat lemah.

Featured-Image
Anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi saat melakukan peninjauan lapangan ke Smelter PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah. Foto: www.dpr.go.id

bakabar.com, JAKARTA - DPR menganggap penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) sangat lemah.

Mereka akan membentuk Panitia Kerja (Panja) karena perusahaan dinilai tidak memberikan informasi komprehensif saat Tim Komisi VII mengunjungi  PT GNI pasca kebakaran yang menewaskan dua pekerja. 

Anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi mengatakan pengelolaan dan pemurnian (smelter) nikel yang dimiliki PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang masuk dalam proyek strategis nasional sudah seharusnya menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Namun pada kenyataannya, penerapan K3 di perusahaan itu sangat lemah. Padahal PT GNI yang merupakan pabrik pengelolaan dan pemurnian (smelter) nikel merupakan proyek besar yang bernilai Rp27 triliun.

Baca Juga: PT GNI Buka Suara Pasca-Bentrokan di Smelter Berujung Maut

"Saya melihat proyek PT GNI yang sudah berjalan tiga tahun seharusnya progresnya sudah lebih rapi dan cepat, terutama terkait persoalan K3 yang lemah, sehingga mengakibatkan insiden hingga merenggut nyawa dua pegawainya," ujarnya usai melakukan peninjauan ke Smelter II, PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah, Rabu (4/1/2023).

Oleh sebab itu sudah seharusnya proyek industri dengan nilai triliunan itu dapat lebih baik lagi kedepannya.

Pada pertemuan Komisi VII dengan PT GNI, Nurhasan menilai kunjungan tersebut tidak komprehensif. Seharusnya pihak GNI secara transparan memaparkan apa yang terjadi dalam insiden kebakaran pada Desember 2022 yang merenggut nyawa dua karyawan.

"Dengan demikian, diusulkan agar dibuatkan Panitia Kerja (Panja) agar bisa di lakukan pendalaman sehingga terdapat titik temu. Apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut," jelasnya.

Baca Juga: Polisi Ralat Jadi 2 Pekerja Tewas Akibat Bentrokan di PT GNI

Nurhasan menambahkan, seharusnya perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai proyek strategis nasional memiliki kawasan industri hijau dan juga tertata rapi.

"Pada kenyataannya di sini tidak sesuai yang di inginkan pemerintah, sangat tidak layak seperti yang kita lihat hari ini. Perlu adanya perbaikan," sebutnya.

Kebakaran di PT GNI pada Desember lalu menewaskan dua orang karyawan. Mereka adalah Nirwana Selle dan I Made Defri Hari Jonathan yang bekerja di bawah Departemen Smelter Produksi PT GNI Morowali Utara. 

Editor


Komentar
Banner
Banner