bakabar.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Santoso menyebut bandar narkoba 'triangle' Banjarmasin, Fredy Pratama atau Miming lebih berkuasa dari pemerintah dan Polri.
Sebab peredaran narkoba jaringan internasional yang dikendalikan Fredy Miming menyasar sejumlah wilayah di Indonesia. Meskipun bos narkoba belum tertangkap, tetapi Polri telah mengamankan puluhan kaki tangan Fredy Pratama.
"Jadi ini lah kondisi Indonesia di mana bandar narkoba lebih berkuasa dari aparat penegak hukum, lebih berkuasa dari pemerintah," kata Santoso kepada bakabar.com, Rabu (13/9).
Baca Juga: Ini Tampang Fredy Pratama Bandar Narkoba 'Triangle' Banjarmasin
Baca Juga: Polisi Bongkar Nama Samaran Fredy Bandar 'Triangle' Banjarmasin
Ia menuding pemberantasan narkoba di Indonesia mestinya mudah diungkap, jika tak diselubungi dengan peran aparat penegak hukum yang berkoloni dengan para bos narkoba.
"Sebenarnya peredaran narkotika yang begitu masif di Indonesia itu bisa cepat diselesaikan, kalo aparat penegak hukumnya ini tidak mau disuap," jelasnya.
Baca Juga: Sindikat Fredy Bandar 'Triangle' Banjarmasin Rapi dan Terstruktur!
Untuk itu Santoso meminta Polri untuk bisa bertindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku agar narkoba tak menjadi momok yang menggerus nasib masa depan generasi muda Indonesia.
"Bertindak sesuai ketentuan," pungkasnya.
Sebelumnya, Mabes Polri berhasil membongkar sindikat narkoba internasional jaringan Fredy Pratama atau Miming.
Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri menggelar konferensi pers yang melibatkan sejumlah Polda yakni Polda Jatim, Polda Kalimantan Selatan, Polda Jambi, Polda Banten, Polda Metro Jaya, Polda DI Jogjakarta, Polda Bali, dan Polda Kalimantan Tengah.
Konferensi pers dipimpin langsung Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada.
Pengungkapan kasus bandar kelas kakap, Fredy Pratama atau Fredy Miming atau Wang Xiang Ming ini berkat operasi bersama Mabes Polri dengan Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US-DEA.
Miming sendiri disebut-sebut merupakan pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keberadaannya menjadi atensi Interpol sejak dikabarkan bersembunyi di The Golden Triangle atau Segitiga Emas yang dikenal sebagai surga bandar narkotika kawasan Asia Tenggara.