bakabar.com, JAKARTA - Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dr Anton Sony Wibowo memaparkan hiposmia sebagai salah satu gejala baru Covid-19. Hiposmia disebutnya merupakan salah satu gejala penurunan kemampuan membau sesuatu.
"Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang," katanya seperti melansir Antara, Jumat (23/12).
Anton memaparkan pasien yang mengalami hiposmia kerap mengeluhkan benda-benda atau sumber bau yang seharusnya tercium dengan kuat, namun hanya tercium samar-samar atau tidak jelas jenis baunya, meski jenis bau masih sama.
Baca Juga: OTG Dominasi Kasus Aktif Covid-19 di Surabaya
Ia menyebutkan di masa pandemi Covid-19 lalu kemunculan kasus pasien dengan hiposmia cukup banyak. Bahkan, di luar negeri dilaporkan ada sekitar 60 persen pasien rawat jalan dilaporkan mengeluhkan penurunan kemampuan membau.
"Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022, sekitar 50 persen pasien di poli rawat jalan yang mengalami hiposmia," ujar dia.
Hiposmia merupakan gejala yang tidak hanya muncul karena infeksi Covid-19 saja. Namun, gejala ini dapat terjadi akibat infeksi hidung dan sinus, hipertrofi nasal turbinate, maupun infeksi virus lainnya bahkan juga disebabkan cedera pada bagian kepala.
Baca Juga: Covid-19 Bertambah 7.822 Kasus, DKI Jakarta Penyumbang Terbanyak
Anton mengatakan pengobatan hiposmia berupa pengobatan untuk virus itu sendiri. Selain itu, ditambah dengan terapi suportif lain seperti multivitamin tertentu.
"Yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena hiposmia hanya gejala," kata dia.
Meskipun Covid-19 di Indonesia dilaporkan melandai dengan jumlah kasus harian yang terus menurun, Anton mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
"Kita tidak boleh lengah untuk terus menjaga penularan kasus karena Covid-19 masih ada," katanya.
Ia juga meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi bagi yang belum mendapatkannya. Lalu, bagi yang sudah divaksin untuk melakukan vaksinasi booster guna meningkatkan antibodi sehingga risiko penularan Covid-19 dapat ditekan.