bakabar.com, DOHA - Bukan lebih mudah, gambaran perjuangan Timnas Indonesia U-23 di playoff sepakbola Olimpiade 2024 tampaknya jauh lebih berat.
Indonesia melewatkan kesempatan lolos otomatis, setelah kalah dari Irak dalam perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Kamis (2/5) malam.
Selanjutnya agar lolos ke Olimpiade yang sudah tidak dijamah selama 68 tahun, Indonesia harus meladeni Guinea di playoff.
Dijadwalkan pertandingan berlangsung di Stadion Centre National de Football de Clairefontaine, Prancis, 9 Mei 2024 mendatang.
Guinea sendiri menempati peringkat empat Piala Afrika U-23 2023. Mereka kalah 0-1 dari Mesir di semifinal, lalu takluk dalam adu penalti kontra Mali di perebutan peringkat ketiga.
Meski sama-sama menempati peringkat keempat di turnamen internal konfederasi, Guinea U-23 bukan lawan sembarangan. Seperti Timnas Indonesia, banyak personel Guinea U-23 yang berkompetisi di skuat senior.
Baca Juga: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia U-23 Gagal Lolos Otomatis ke Olimpiade 2024
Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23: Jalan Awal Menuju Olimpiade
Sejumlah personel juga merumput di sejumlah klub Liga Eropa. Sebut saja Cheick Conde (FC Zurich), Aguibou Camara (Atromitos), Seydouba Cissé (Leganes), Ilaix Moriba (RB Leipzig), Ibrahim Diakité (Stade Reims) dan Lassana Diakhaby (Valenciennes).
Bahkan Aguibou Camara mempunyai nilai pasar yang tinggi lantaran kualitas permainan. Laman Transfermarkt menilai harga pasar gelandang Guinea U-23 ini mencapai Rp45,4 miliar.
Seperti halnya Indonesia, perkembangan sepakbola di Guinea bisa dikatakan sedang naik daun. Di level senior, Guinea mereka menempati peringkat 76 di ranking FIFA dengan total 1.324,65 poin.
Kesiapan Guinea untuk menyambut playoff Olimpiade 2024 juga tak main-main. Federasi Sepakbola Guinea (FGF) menurunkan pelatih skuat senior Kaba Diawara untuk menangani Aguibou Camara cs.
Tak berhenti dengan penunjukkan pelatih skuat senior, GFG menyediakan pemusatan latihan khusus di Spanyol. Kesiapan panjang ini dilakukan demi lolos ke Olimpiade lagi setelah partisipasi di Meksiko 1968.