pilpres 2024

Dipandang Seksi di Koalisi, PKS Selalu Digoda

Posisi nilai tawar PKS di koalisi yang dianggap seksi membuat partai tersebut kerap mendapatkan tawaran untuk meninggalkan rencana koalisinya dengan NasDem

Featured-Image
Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, menyampaikan pidato kebangsaan dalam Milad 20 PKS di Istora Senayan (PKSFoto)

bakabar.com, JAKARTA- Meski disebut 90 persen akan berkoalisi dengan partai NasDem untuk mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), namun ada sejumlah tawaran yang datang ke PKS agar meninggalkan Anies Baswedan. Termasuk tawaran dua posisi menteri di Kabinet Jokowi untuk PKS.


Rumor mengenai tawaran posisi menteri untuk PKS dengan syarat harus tinggalkan Anies Baswedan tidak ditampik wakil ketua majelis Syuro PKS Sohibul Iman. Menurut Sohibul, berdasarkan penelusuruan partainya tawaran tersebut berasal dari salah satu menteri di Kabinet Jokowi yang juga ketua parpol.


“Ternyata itu usulan dari seorang menteri yang juga ketua umum sebuah partai” kata Sohibul

Baca Juga: PKS Optimis Duet Anies-Aher di Pilpres 2024


Namun demikian menurut Sohibul, tawaran posisi menteri di Kabinet Jokowi masih sekedar wacana, dan tidak ada penawaran resmi kepada PKS.


“Jadi menteri tersebut usul kepada Jokowi agar memberikan 2 kursi menteri buat PKS. Tapi tawaran itu belum datang ke PKS,” lanjut Sohibul.


Ditawari KIR


Tidak hanya datang dari orang di sekitar Jokowi, tawaran untuk PKS agar meninggalkan Anies juga datang dari koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang digawangi oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).


Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Faisol Reza, membenarkan jika koalisi Kebangkitan Indonesia Raya telah membuka keran komunikasi dengan PKS untuk mengajak bergabung ke koalisi. Ia meminta publik mendoakan agar komunikasi ini berjalan baik serta lancar.

Baca Juga: PKS Tegaskan Tetap sebagai Oposisi Pemerintahan Jokowi


“Sudah berjalan (komunikasi dengan PKS). Mohon doanya,” kata Faisol. menurut
Faisol , PKS menarik untuk diajak bergabung ke KIR karena perannya dalam demokrasi Indonesia saat ini sebagai oposisi setia pemerintah.


“Benar, karena oposisi. Dalam demokrasi, oposisi juga menjadi faktor penting agar ada kontrol dan penyeimbang untuk program pemerintah yang dijalankan bagi masyarakat,” kata Faisol.


NasDem Tanggapi Santai


Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, menyebut godaan kepada PKS untuk meninggalkan rencana koalisi hanyalah dinamika dunia politik belaka. Menurutnya tawaran kepada calon mitra koalisinya hanyalah uji keimanan belaka. Ia ibaratkan PKS sebagai Wanita cantik sehingga wajar apabila sering digoda.


“Tidak apa, itu dinamika saja. Namanya cewek cantik digoda-goda itu bagian dari godaan. Itu kan namanya godaan menguji keimanan kita berkoalisi, itu saja,” jelas Willy di Senayan, Jakarta, Selasa, 8 November 2022.

Baca Juga: Jeblok di Empat Lembaga Survei, NasDem Tak Memperoleh Coattail Effect Anies?


Willy menegaskan hubungan antara NasDem dengan PKS sangat mesra. Hanya menunggu waktu untuk terjadi perkawinan.


“Ya sangat mesra lah, kan kami jatuh cinta itu bukan kawin paksa atau dijodohkan.” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner