bakabar.com, BALIKPAPAN – Dinas Kesehatan Balikpapan geram dengan ulah oknum memanfaatkan program vaksinasi demi keuntungan pribadi. Bukti jual beli vaksin Covid-19 pun diserahkan ke Polresta Balikpapan.
“Dari bukti yang kita dapat kan sudah kami sampaikan ke Polresta dan saat ini Polresta sedang proses mendalami kasus. Itu ada format pendaftaran, rekaman video dari masyarakat yang ingin mendaftar,” kata Kepala Dinkes Balikpapan, Andi Sri Juliarty ditemui di Gedung Dome Balikpapan pada Jumat (17/9).
Wanita yang akrab disapa Dio ini membeberkan bahwa ada 30 orang calon peserta yang mendaftar melalui oknum tersebut. Dio sendiri masih belum mengetahui apakah para korban ini sudah melakukan pembayaran dan sudah divaksin atau belum.
“Sampai kemarin data yang kami dapatkan 30 orang (korban), tapi kita serahkan semuanya ke kepolisian. Selanjutnya kita fokus vaksinasi,” tuturnya.
Dio mengaku belum mengetahui modus dari penarikan biaya tersebut. Namun yang membuatnya geram, oknum berdalih uang yang ditarik untuk biaya tenaga kesehatan.
“Kami kurang tahu untuk panitia atau apa, tetapi ada kalimat bahwa untuk tenaga kesehatan. Itu yang tentunya kami juga tidak terima. Tetapi yang sebenarnya tertulis formal itu kan Muhammadiyah, jadi pihak Muhammadiyah jug akan melaporkan ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan kala itu memang Dinkes bekerjasama dengan Muhammadiyah untuk menggelar vaksinasi pada Rabu (15/9).
Namun beredar video rekaman terhadap tindak praktik jual beli vaksin untuk kegiatan vaksinasi garapan Muhammadiyah tersebut. Pihak Muhammadiyah sejatinya telah melakukan klarifikasi melalui video yang beredar di media sosial.
“Ini orang luar, bukan tenaga medis. Ini vaksin yang dijual itu vaksin program. Jadi sepertinya dia mau bekerjasama dengan Muhammadiyah, makanya mungkin itulah terpasang tulisan Muhammadiyah, makanya silahkan tanyakan ke Muhammadiyah. Tetapi kami memang perlu mengawal karena memang ini tidak boleh,” pungkasnya.