bakabar.com, BANJARMASIN - Pemkot Banjarmasin sangat serius menangani masalahan stunting. Keseriusan itu ditunjukan karena sebelumnya, Kalsel mendapat perhatian Presiden Jokowi dalam hal kasus stunting.
Dorongan dan semangat dalam upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting pun terus dilakukan di bawah duet kepemimpinan Ibnu Sina dan Arifin Noor. Mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan, dan evaluasi.
Alhasil kerja keras membuahkan hasil, Kota Banjarmasin menjadi salah satu kota terbaik dalam penanganan stunting. Atas dedikasi dan kinerja baiknya tersebut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menganugerahkan penghargaan kepada Pemerintah Kota Banjarmasin.
Dua penghargaan itu diberikan langsung Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor dalam acara Musrenbang Provinsi di Ruang KH Idham Chalid Pemprov Kalsel di Banjarbaru, (13/04/23).
Penghargaan terbaik yang diterima langsung Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, meliputi Terbaik Kluster Aktivitas Fisik pada Penilaian Kinerja Kab/Kota dalam Pemberdayaan Kluster GERMAS Tingkat Provinsi Kalsel tahun 2023.
Tak hanya itu kota Seribu Sungai pun masuk kategori Terbaik Rembuk Stunting Sesuai Jadwal pada Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tingkat Provinsi Kalsel.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku sangat bersyukur dengan penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Banjarmasin ini.
Hal ini menurutnya menunjukkan ketika penanganan stunting di Banjarmasin dilakukan secara bersama, maka hasilnya bisa signifikan mencapai harapan.
"Alhamdulillah hari ini Pemkot Banjarmasin mendapat penghargaan terbaik Kluster Germas dan penanganan stunting.Tentunya ini tak hanya kerja keras Pemkot Banjarmasin, namun juga dukungan semua masyarakat dan komponen lainnya di Banjarmasin," ujar Ibnu Sina di sela-sela penyerahan penghargaan oleh Gubernur Kalsel, di Ruang KH Idham Chalid Pemprov Kalsel di Banjarbaru, Kamis (13/04/2023).
Penghargaan ini semakin melengkapi keberhasilan Banjarmasin dalam menurunkan angka stunting. Pemerintah Kota Banjarmasin sendiri baru saja merilis data yang menyebutkan Banjarmasin turun sekitar 4,5 persen yang dinilai sebagai penurunan tertinggi di Kalsel. Angka 5,4 persen sendiri merujuk dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), dari Dari 27,8 persen menjadi 22,4 persen.
Sekadar diketahui dalam upaya penurunan stunting, Banjarmasin sendiri telah membentuk Tim yang disebut dengan TP2S(Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kota Banjarmasin yang diketuai langsung Walikota Banjarmasin. Tim sendiri bekerja dalam rangka menurunkan angka stunting.
Di balik keberhasilan menangani stunting, Pemkot Banjarmasin telah melakukan berbagai intervensi dan inovasi. Hal ini terlihat dari perencanaan matang dalam hal penanganan yang dilakukan secara sistematis, dari pemetaan angka stunting, sampai dengan adanya pelayanan progam Mobil Antar Makanan Bergizi Ayo Cegah Stunting atau Mba "FoodZi" Acting. Melalui sejumlah aksi itu pula diharapkan pergerakan angka stunting di Banjarmasin terus menurun.
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sendiri telah melakukan intervensi spesifik (30 persen) yang meliputi Screning anemia pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah remaja putri 52 tabel selama 1 tahun, pemeriksaan kehamilan, konsumsi tablet tambah darah pada bu hamil minimal 90 tablet selama hamil, pemberian makan tambahan bagi ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik) dan pemantauan tumbuh kembang anak balita.
Tak hanya itu, intervensi ini juga dilakukan dengan memastikan bayi diberikan asi secara eksklusif, pemberian makan tambah (PMT) pada balita baik PMT bahan pabrikan yg dari Kemenkes maupun PMT bahan lokal, peningkatan cakupan imunisasi dan promosi PHBS ( Prilaku Hidup Bersih Sehat).
Juga ada Deklarasi kelurahan ODF (buang air besar sembarangan), peningkatan kepesertaan PBI, pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit atau MTBS, maupun setiap 6 bulan bayi dan balita mendapatkan vitamin A.
"Selanjutnya ada pula tata laksana gizi buruk hingga Promosi dan konseling PMBA (Pemberian Makana Bayi Anak). Dan yang terpenting pula adalah pelaksanaan kelas bumil dan kelas ibu balita, kemudian 100 % kelurahan di kota banjarmasin sudah melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan terakhir adalah memberikan informasi atau pemahaman sasaran tentang stunting melalui pelaksanaan komunikasi efektif," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M Ramadhan.
Sementara itu terkait penghargaan spesial di bulan Ramadan ini yang diterima Pemerintah Kota Banjarmasin, Walikota Ibnu Sina berharap hal tersebut menjadi motivasi bagi ASN dan pejabat di jajaran Pemkot Banjarmasin.
"Semoga penghargaan yang kita dapatkan ini menjadi motivasi keluarga besar Pemko Banjarmasin, terutama SKPD terkait, apakah itu perilaku hidup sehat dan penanganan stunting," harapnya.