Tak Berkategori

Dilema Harga Minyak Goreng Seragam di Banjarbaru: Disdag Bingung, Pedagang Buntung

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah pusat menetapkan harga minyak goreng Rp14 ribu per liter. Sayangnya kebijakan itu…

Featured-Image
Masyarakat Banjarbaru saat berburu minyak harga Rp14 ribu per liter. Foto-Nurul Mufidah

bakabar.com, BANJARBARU – Pemerintah pusat menetapkan harga minyak goreng Rp14 ribu per liter. Sayangnya kebijakan itu menyebabkan masalah baru di banyak daerah.

Pada akhir bulan lalu, meskipun harganya sudah seragam, tetapi stok minyak goreng di toko ritel modern Banjarbaru sempat kosong.

Masalah lainnya, tidak semua pasar tradisional menerapkan harga minyak goreng secara seragam. Setidaknya, hingga Selasa (1/2) hari ini, ada saja pedagang yang menjual minyak goreng Rp20 ribu per liter.

Karena pedagang sudah terlanjur mengeluarkan modal besar, praktis hal tersebut menjadi beban mereka. Meskipun pada akhirnya pedagang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah.

“Mau nggak mau kita jual menyesuaikan juga,” kata Imah, pedagang di Pasar Bauntung.

Pedagang lainnya, Fatur, juga mengeluhkan hal yang sama. Selama ini dia hanya mengambil untung Rp1.000 untuk satu liternya.

Karena alasan itu, dia tidak bisa menurunkan harga sesuai ketetapan pemerintah. Apalagi agen menjual minyak goreng di atas Rp14 ribu, bahkan sebagian di antaranya menjual Rp18 ribu.

“Ini juga stok lama barangnya. Belum bisa memutar barang karena pembeli banyak keberatan dengan harga yang ada,” katanya.

Menyikapi kondisi ini, Dinas Perdagangan (Disdag) Banjarbaru mengaku dilematis.

Kepala Disdag Banjarbaru, Abdul Basid, menyebut banyaknya pedagang yang mengaku menjual minyak goreng stok lama itu menjadi dilema karena pihak dinas juga tidak bisa membuktikan hal tersebut.

Dia mencontohkan saat Disdag Banjarbaru menggelar inspeksi ke pasar, pedagang selalu berdalih barang yang dijual adalah stok lama. Alasan yang sama juga disampaikan pihak agen.

“Ini yang kita susah. Bagaimana membuktikannya, benar atau tidak stok lama?” ucapnya.

Di sisi lain, dia menyebut pihaknya tak punya wewenang menekan pedagang untuk menjual dengan harga seragam.

“Pedagang ini ‘kan berbeda. Mereka dapat harga beda-beda. Makanya kita tidak bisa menekan agar harganya serupa dengan ritel modern. Apalagi pedagang banyak menyebut masih menjual stok yang lama,” kata Basid.

Meski demikian dia tetap optimistis harga jual minyak goreng berangsur stabil. Apalagi sejumlah agen sudah menjual di bawah Rp14 ribu.

Dia pun berharap semua pedagang di Banjarbaru bisa menjual minyak goreng dengan harga yang sudah diatur pemerintah.

“Masyarakat harus bijak dalam berbelanja. Jangan ada niatan menimbun barang dan menjualnya lagi lebih mahal,” tuntasnya.



Komentar
Banner
Banner