bakabar.com, JAKARTA - Bitcoin masih dihantui oleh sejarahnya. Yang mana September seringkali menjadi bulan yang penuh tantangan.
Dalam data Coinglass mencatat, harga Bitcoin di bulan September periode 2013-2022 cenderung turun. Rata-rata 5,64 persen.
Di awal pekan bulan September, pergerakan harga crypto Bitcoin (BTC) cenderung mengalami penurunan terbatas.
Baca Juga: Bitcoin Stagnan, Gerak Terbatas Tak Capai Level
Dari pantauan bakabar.com, harga BTC berada di USD25.797, Rabu (6/9), pagi ini. Membuktikan Bitcoin sedang berupaya bertahan di atas level support-nya. Di angka USD25.000.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyakini, pekan ini pasar kripto dan Bitcoin mungkin mengalami ketidakmampuan untuk naik secara signifikan.
"Cenderung bergerak datar," katanya pada bakabar.com, Rabu (6/9).
Tapi, jangan khawatir. Dalam kondisi tersebut, investor bisa membeli Bitcoin dengan harga yang lebih rendah.
Sebelum adanya potensi tren bullish kembali mengambil peran utama. Oktober mendatang. "Terapkan pendekatan DCA (dollar-cost averaging)," sarannya.
Lanjut dia, hal itu dilakukan seraya menunggu sentimen yang berpotensi untuk menghasilkan volatilitas dalam pasar kripto.
"Ya, rilis data Consumer Price Index (CPI) atau data inflasi AS untuk bulan Agustus," ucapnya.
Penting untuk tahu. Rilis itu dijadwalkan 13 September. Serta, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), dijadwalkan 22 September mendatang.
"Saya meyakini bahwa dua minggu mendatang akan menjadi periode yang relatif tenang," ungkapnya.
Ada kemungkinan likuiditas pasar akan menurun. Beberapa altcoin mungkin juga akan menunjukkan kinerja yang positif. "Terutama jika ada acara pendanaan (crowdfunding event)," jelasnya.
Baca Juga: Bitcoin Kembali Anjlok, Harga Pasar Berpotensi Mandek
Biar tahu saja. Meskipun tengah mengalami tren penurunan. Bitcoin masih memiliki secercah harapan di bulan September ini. "Ada kemungkinan terjadinya rebound," katanya.
Harga Bitcoin berpotensi terkerek ke level USD27.150. "Bahkan melampaui level tersebut dengan menciptakan sumbu naik," pungkasnya.
Tetapi, jika pemulihan ini terjadi, investor harus tetap waspada. Karena bisa saja hal tersebut hanya merupakan reli bantuan. Bukan pemulihan yang sepenuhnya stabil.