LIFESTYLE

Diduga Pedofilia-Eksibisionis: Ibu Muda Jambi Cabuli 17 Anak, Bagaimana Gejalanya?

Yunita Sari Anggraini alias YS, ibu muda berusia 20 tahun di Jambi telah ditetapkan sebagai tersangka pencabulan terhadap 17 anak. Wanita muda itu bahkan diduga

Featured-Image
Ibu Muda Jambi yang Cabuli 17 anak Diduga Mengidap Pedofilia-Eksibisionis. Foto-net

bakabar.com, JAKARTA - Yunita Sari Anggraini alias YS, ibu muda berusia 20 tahun di Jambi telah ditetapkan sebagai tersangka pencabulan terhadap 17 anak. Ia diduga mengidap kelainan seksual pedofilia hingga eksibisionis.

Dalam menjalankan aksinya, Nita alias YS menyuruh korban anak laki-laki menyentuh payudaranya, lalu memegang kemaluan mereka. Sementara korban perempuan disuruh mengintip saat dia dan suaminya sedang berhubungan intim.

Dia berusaha mendapat perhatian para korban dengan memberi bonus tambahan waktu bermain PS di rental miliknya. Setelah itu baru dia beraksi.

Kepala UPTD PPA Jambi, Asi Noprini mengatakan tersangka melakukan aksinya karena mengalami kelainan seksual. Aksi pelecehan pada anak di bawah umur dan meminta mereka melihat pelaku melakukan hubungan intimnya masuk dalam kategori pedofil dan eksibisionis.

"Jadi kalau korbannya anak-anak ini kan masuk dalam kategori pedofil ya. Memang ini kan sudah masuk kelainan seksual, lalu kalau diminta melihat adegan tersangka hubungan intim sama suaminya itu masuk kategori eksibisionis di mana dia merasa puas ketika melakukan hal itu," kata Asi dilansir dari detik, Rabu (8/2).

Lantas, apa yang dimaksud dengan pedofil dan eksibisionis yang diduga diidap oleh wanita kelainan seks di Jambi? Apakah keduanya sama?

Apa itu Pedofilia?

1. Pengertian Pedofilia

Laman Halodoc menjelaskan, pedofilia adalah bentuk kelainan seksual yang meliputi nafsu seksual terhadap anak-anak maupun remaja di bawah 14 tahun. Kelainan ini termasuk sebagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan mental atau kejiwaan.

Sementara itu, pedofil merupakan sebutan untuk pelakunya. Seseorang dianggap sebagai pedofil jika dirinya berusia tak kurang dari 16 tahun dan mengalami kelainan tersebut minimal selama 6 bulan. Pengidap pedofilia biasanya mencapai keintiman seksual melalui manipulasi alat kelamin yang dimiliki anak-anak.

Selain itu, penetrasi penis sebagian atau seluruhnya terhadap organ kelamin anak juga termasuk sebagai keintiman seksual bagi pengidap pedofilia. Dalam banyak kasus, tak jarang pengidap kelainan seksual ini memaksa anak-anak agar melakukan oral genital.

Banyak temuan menunjukkan bahwa sebagian besar pedofil bergender laki-laki. Sementara itu, terkait penyebab pedofilia hingga saat ini belum dapat diketahui dengan pasti.

Masalah psikologis tersebut mendapatkan perhatian baru hari ini saja. Namun demikian, banyak risiko yang bisa ditimbulkan oleh pedofilia.

2. Faktor Risiko Pedofilia

Seperti penyebab munculnya pedofilia, faktor yang meningkatkan risiko seseorang menjadi pedofil hingga saat ini belum bisa dipastikan. Kendati demikian, ada dugaan gangguan mental tersebut disebabkan oleh:

  • Pernah mengalami pelecehan seksual saat usia anak-anak dan menjadi trauma tersendiri.
  • Terdapat gangguan perkembangan saraf, otak, hingga kelainan hormon
  • Kurang dari enam tahun pernah mengalami cedera bagian kepala
  • Mempunyai orang tua, khususnya ibu, yang mengidap gangguan psikiatri
  • Adanya tingkat IQ yang rendah.

3. Gejala Pedofilia

  • Menampakkan adanya perilaku yang akrab dengan anak
  • Suka menonton pornografi berobjek anak-anak
  • Kerap melakukan perilaku seksual kepada anak
  • Fokus memperhatikan anak-anak yang akan menjadi target
  • Suka melakukan kontak fisik dengan anak yang mula-mula menyentuh tangan hingga akhirnya organ kelamin
  • Seorang antisosial dan kerap menyendiri
  • Beberapa pedofil merupakan orang yang menyalahgunakan narkotika dan obat terlarang.

Apa itu Eksibisionis?

1. Pengertian Eksibisionis

Seperti yang telah disebutkan, wanita kelainan seks di Jambi menurut Kepala UPTD PPA Jambi juga diduga mengidap kelainan eksibisionis. Apakah yang dimaksud eksibisionis?

Dilansir Halodoc, gangguan eksibisionis merupakan kondisi yang ditandai dengan dorongan fantasi untuk mengekspos alat kelamin seseorang kepada orang lain yang tak menginginkannya.

Kondisi eksibisionis dianggap sebagai parafilia, sebuah pola gairah seksual atipikal yang persisten dan intens sekaligus disertai gangguan secara klinis.

Pengidap eksibisionis memiliki kecenderungan untuk menunjukkan alat kelaminnya kepada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Eksibisionis bisa dikatakan sebagai gangguan kepribadian sebab perilaku yang dibuat tidak menunjukkan rasa kemaluan.

2. Penyebab Munculnya Eksibisionis

Diketahui pada umumnya eksibisionisme berkembang selama masa dewasa muda. Terkait penyebab utama gangguan eksibisionis belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, ada perkiraan munculnya eksibisionis, di antaranya:

  • Gangguan kepribadian antisosial
  • Penyalahgunaan zat, dan
  • Gangguan parafilia
  • Selain itu, pendapat lain mengatakan bahwa pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dan hiperseksualitas merupakan faktor risiko yang berpotensi memunculkan eksibisionisme.

Dapat disimpulkan bahwa kedua gangguan tersebut tidaklah sama. Pedofilia merujuk pada kecenderungan seksual kepada anak di bawah umur, sedangkan eksibisionis adalah gangguan di mana pelaku memiliki kesenangan untuk menunjukkan alat kelamin ke orang lain.

Namun yang jelas, anak-anak merupakan target dari pelaku kelainan seksual pedofilia dan tidak menutup kemungkinan para eksibisionis. Untuk itu, awasi selalu aktivitas anak dan bekali mereka dengan informasi terkait hal seperti ini.

Lantas apakah pedofil dan eksibisionis itu bisa diobati?

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner