bakabar.com, MARABAHAN – Beberapa tahun menunggu, Edi Susanto mendapatkan tangan palsu. Pemuda dari Desa Simpang Nungki, Kecamatan Cerbon, Barito Kuala, ini pun mulai membuka usaha sendiri.
Edi kehilangan kedua lengan dalam insiden kerja yang terjadi 7 September 2018. Pria kelahiran 3 Juni 1997 ini tersengat aliran listrik, ketika memasang rangka atap aluminium Pasar Ikan Wangkang di Marabahan.
Amputasi pun menjadi pilihan terakhir, karena kedua lengan Edi mengalami luka bakar cukup parah. Tanpa kedua lengan, pria ramah ini pun kehilangan pekerjaan.
Beruntung perhatian masyarakat dan aparat desa setempat cukup besar terhadap Edi. Akhirnya melalui berbagai upaya, cucu Slamet dan Warijem ini mendapatkan bantuan sepasang tangan palsu.
Difasilitasi Dinas Sosial Batola, Edi akhirnya mendapat bantuan tangan palsu dari Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur di Banjarbaru.
Baca juga:Kisah Edi Susanto, Pemuda Tanpa Dua Lengan di Simpang Nungki Batola
Baca juga:Soal Tangan Palsu Edi Susanto, Dinas Sosial Batola Siapkan Skema Berikut
“Alhamdulillah tangan palsu sudah dipasang mulai, Senin (15/8) di Budi Luhur. Perasaan seperti punya tangan lagi. Sekarang masih proses adaptasi, karena belum terbiasa,” papar Edi Susanto, Selasa (16/8).
“Memang jari-jari tangan palsu ini tidak bisa digerakkan seperti tangan palsu bionik. Namun tetap saja saya senang dan puas,” imbuhnya.
Sebelum menerima tangan palsu, Edi menjalani pemeriksaan fisik di RSUD Ulin Banjarmasin. Selanjutnya melakukan fitting desain di Budi Luhur agar sesuai dengan kondisi tubuh.
Selain tangan palsu, Kementerian Sosial melalui BRSPDM Budi Luhur juga memberikan modal usaha berupa pupuk, kapur dan pestisida, serta beberapa tabung gas elpiji.
“Mulai sekarang saya memulai berjualan di depan rumah. Alhamdulilah sudah beberapa orang datang membeli. Kawan saya juga banyak membantu promosi melalui grup WhatsApp,” jelas Edi.
“Mudahan kedepan saya juga bisa mengikuti pelatihan supaya memiliki keahlian tertentu,” papar pria yang berminat belajar desain grafis ini.
Kebahagiaan Edi juga dirasakan Slamet dan Warijem. Selama berada di Simpang Nungki, kedua pasangan yang sudah berusia lebih setengah abad ini mengambil peran sebagai orang tua Edi.
“Alhamdulilah akhirnya Edi bisa punya tangan lagi dan dibantu modal usaha. Terima kasih kepada banyak pihak yang sudah membantu,” papar Warijem.
“Tentu saya kasihan melihat cucu satu-satunya tak bisa melakukan banyak hal. Mudahan mulai sekarang semuanya menjadi lebih baik,” tandasnya.