bakabar.com, BANJARMASIN – Selain sumber daya alam yang melimpah, Kalimantan Selatan (Kalsel) juga dikenal dengan kekayaan seni dan budayanya.
Tak jarang, wisatawan dan para peneliti dari penjuru dunia datang untuk melakukan penelitian. Seperti yang dilakukan oleh Etnomusikolog asal California, Amerika Serikat, Palmer Keen.
Dalam penelitiannya, Palmer menjatuhkan pilihan di sejumlah wilayah. Meliputi, Tabalong (Upau), Balangan (Kapul/Halong), Hulu Sungai Selatan (Loksado dan Malinau), dan Hulu Sungai Tengah (Barikin).
Secara seksama, Palmer mengamati sejumlah alat musik tradisional, seperti Kalangkupak, Sentekong, Kalimpat, Kurung-Kurung, Gamalan Banjar dan Musik Panting.
Tak ada kesulitan selama proses pencarian data. Baik dari masyarakat maupun mencermati setiap bunyi dari musik tersebut.
“Masyakarat Dayak Meratus sangat terbuka dan welcome,” jelas Palmer saat menggelar diskusi publik di Banjarmasin, Jumat (17/5) kemarin.
Melalui program Aural Archipelago, Palmer berkeliling nusantara melakukan riset etnomusikologi terhadap musik nusantara.
Menurutnya, musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun dipertahankan sebagai sarana hiburan.
Selain untuk berbagai kepentingan masyarakat, musik tradisi dinilai perlu dikaji secara ilmiah menurut ilmu pengetahuan dengan tujuan mengetahui ilmu di balik pertunjukan dan perwujudan kesenian.
Begitu pula yang dilakukan oleh Palmer Keen selama ini. Sudah lebih dari 100 musik nusantara yang telah didokumentasikannya.
Melihat, mendengar dan mencatat (merekam) merupakan upaya para etnomusikolog memosisikan sejumlah musik tradisi yang masih hanya dinikmati oleh masyarakat pemiliknya saja, tanpa bisa diketahui dan diminati oleh masyarakat yang lebih luas.
Baca Juga: Etnomusikolog Asal California Terpukau dengan Keindahan Pegunungan Meratus
Baca Juga: Hardiknas 2019, Potret Buram Pendidikan di Meratus
Baca Juga: Masyarakat Adat Dayak Meratus Kabupaten Tapin Akhirnya Luluh
Baca Juga: Save Meratus, Dosen UGM Ingatkan Peran Masyarakat
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah