bakabar.com, PARINGIN – Olahan mandai atau cempedak dari seorang pria bernama Abdul Hadi atau yang lebih dikenal dengan Paman Gundul tetap eksis di tengah pandemi Covid-19.
“Kami bersyukur usaha ini sanggup bertahan di masa pandemi, tidak hanya olahan keripik mandai saja yang kami jual, ada juga jaruk mandai [kulit cempedak yang telah dibersihkan dari kulit luarnya lalu difermentasi],” ungkap Hadi kepada bakabar.com, Sabtu (2/10).
Ia juga menyebutkan, bahwa olahan keripik mandai sendiri saat pandemi memang mengalami penurunan penjualan.
“Dengan mengurangi produksinya, lalu coba pasarkan secara online olahan jaruk mandai dalam bentuk kiloan dan dalam kemasan toples, ternyata penjualannya sangat laku,” katanya.
Ia menjelaskan produk olahan mandainya sendiri biasanya sebagai buah tangan untuk tamu yang dari dalam maupun luar kota.
“Dan beberapa tahun inikan pameran-pameran ditiadakan, serta perjalanan dinas oleh ASN juga berkurang. Akan tetapi alhamdulillah CSR PT Adaro yang langsung membeli produk kami,” tuturnya.
Kemudian, bebernya, setelah dibeli CSR PT Adaro langsung dipasarkan mereka lewat online. Ia pun mengakui tentunya sangat merasa terbantu terutama di tengah pandemi Covid-19 yang mana penjualan sangat sepi dari pembeli.
Sebagaimana diketahui, mandai merupakan makanan khas yang berasal dari fermentasi kulit cempedak. Oleh warga setempat, kulit cempedak ini selain untuk lauk makanan, juga menghasilkan nilai ekonomis. Bahkan, wilayah Kecamatan Batumandi terkenal sebagai kecamatan yang warganya banyak menjual kulit cempedak atau mandai tersebut.
Paman Gundul sendiri, sejak 2017 lalu berinovasi dengan mandai yang ia jual. Terinspirasi dari warga lainnya, ia mulai mengembangkan mandai menjadi keripik mandai, sementara kulit cempedak ia olah menjadi olahan jaruk mandai.
Beberapa tahun berjalan dan dalam binaan Pemkab Balangan serta CSR PT Adaro Indonesia, usaha kripik mandai milik Gundul sudah merambah ke luar negeri. Bahkan ia juga pernah ikut dalam even di luar negeri dalam memasarkan produk tersebut.
Belum lagi untuk wilayah Kalimantan dan sekitarnya, reseler Paman Gundul juga telah banyak, bahkan barang dagangannya diperjual belikan di bandara.
“Dalam pembuatan keripik cempedak ini, saya mendapatkan bahan baku dari para petani cempedak di sekitar desa. Biasanya pada musim buah, saya sangat gampang untuk mendapatkan bahan baku. Saya bisa membeli buah atau kulit cempedak saja dari pedagang,” terangnya.
Namun saat tidak musim, ia bahkan mencari bahan baku hingga ke Kalimantan Barat, tentunya harga juga menjadi lebih tinggi dibandingkan saat musim buah cempedak.
Paman Gundul juga selalu menyediakan bahan baku cadangan yang mampu bertahan selama satu tahun. Ia juga memesan kepada pedagang cempedak dalam jumlah yang banyak sehingga mencukupi permintaan yang ia terima.
Sebagai informasi, Toko Paman Gundul beralamat di Jalan A Yani, Desa Riwa, Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.