bakabar.com, BANJARMASIN – Pemilihan umum serentak 2019, rupanya tak membuat aktivitas prostitusi di Begau tiarap. Jasa pelayanan ‘hohohihi' tetap berlangsung seperti hari-hari biasanya.
Dari pantauan bakabar.com, tampak aktivitas hilir-mudik sejumlah lelaki diduga hidung belang. Temuan dibenarkan Udin (45), juru parkir yang hari-hari beroperasi di lokalisasi tersebut.
“Tidak ada hari libur di sini. Kecuali Ramadan,” jelas dia. Hanya saja, menurutnya, tamu yang datang tak seramai biasanya.
Baca Juga: JPKP Prediksi Angka Golput Pemilu 2019 Turun
"Sepi mas. Yang datang, hanya satu dua orang saja," Udin menambahkan.
Kedatangan para lelaki hidung belang lantas disambut para penghuni wadah bisnis esek-esek legendaris di selatan Banjarmasin itu, termasuk si muncikari. Sementara PSK, dan pemilik wisma masih beraktivitas seperti biasanya.
Siang tadi, eks lokalisasi itu tampak lengang. Sejumlah PSK rata-rata memilih berdiam diri. Ada di dalam ‘bedakan’. Sebagian memilih pulang kampung.
Sementara, untuk TPS di sekitar lokalisasi yang mencoblos adalah warga RT 02, Kelurahan Kelayan Selatan Banjarmasin Selatan.
Terhitung hanya dua pria hidung belang yang masuk ke bilik-bilik langganannya. Mereka masuk menggunakan helm. Sengaja untuk menutup wajahnya. Saat ditegur, mereka ‘marah’ dan bergegas masuk.
Salah satu PSK disana adalah Lestari (35). Ia mengaku hari ini layanan ‘desahan nafas' yang ia berikan mendapat diskon 20 %.
Biasanya ia menarik bayaran sebesar 150 ribu. Edisi 17 April ini, Lestari bersama rekannya memberikan diskon khusus.
"Ya hitung-hitung untuk menarik pelanggan mas. Soalnya sepi dari pagi," ujar perempuan asal Jawa Tengah itu.
Berkaca dari pemilu sebelumnya, pelanggan yang datang ke lokalisasi sekitar jam 5 ke atas. "Biasanya sore hingga malam yang ramai. Tapi untuk hari ini tetap saya berikan diskon kok mas. Apa mas mau coba? Diskonnya 50 % loh," kelakar wanita berkulit hitam itu.
Di Tempat terpisah, ketua RW 02, H. Syamsudin tak menampik 50 penghuni eks lokalisasi itu memilih bertahan di sana.
Namun demikian, klaimnya, jumlah itu bisa berubah karena tidak semua penghuni menetap di gubuk gubuk kenikmatan itu.
"Kebanyakan mereka warga pendatang. jadi susah mendatanya," sebut Syamsudin kepada bakabar.com.
Baca Juga: Ketika Brigadir Rahmadi Tuntun Pemilih Sakit Ke TPS
Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Fariz F