Rumah Ibadah

Di Balik Kisah Istiqlal Berdampingan dengan Katedral

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral sudah bertetangga lebih dari empat dekade. Dua rumah ibadah itu terkenal sebagai ikon toleransi antarumat beragama.

Featured-Image
Istiqlal dan Katedral sebagai ikon toleransi (Foto: dok. Harian Haluan)

Mangkraknya proyek nasional itu, salah satunya, dikarenakan suhu politik di Indonesia tengah memanas.

Terlebih lagi, Peristiwa G30S 1965 semakin melemahkan gelanggang kekuasaan Bung Karno, yang juga berpengaruh pada proyek kerjanya.

Barulah pada 1969, Presiden Soeharto mengambil alih pembangunan masjid nasional tersebut.

Memasuki periode 1970-an, Istiqlal yang semula masih berupa tiang-tiang raksasa tak beratap, mulai terlihat bentuknya.

Pembangunan pun rampung pada 1978. Filosofis bangunan ini masih sama seperti dulu: sebagai Masjid Monumen Kemerdekaan.

Istiqlal didedikasikan untuk menghormati para pejuang muslim yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air.

Baca Juga: Kebakaran Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre, 10 Mobil Damkar dan 55 Personel Dikerahkan

Bertetangga dengan Katedral

Sementara itu, Gereja Katedral yang berada di seberang Masjid Istiqlal, ternyata sudah eksis sejak zaman kolonial.

Tepatnya pada 1808, dua orang utusan Raja Louis dari Belanda datang ke Batavia untuk membangun tempat ibadah yang layak bagi umat Katolitk.

Bangunan asli Katedral pun pertama kali diresmikan pada 1810. Seiring berjalannya waktu, bangunan gereja itu juga makin menua, sehingga dibutuhkan renovasi. Namun, pemerintah kolonial enggan mengeluarkan dana.

Baca Juga: 5 Desa Ekowisata Menarik di Indonesia

Sampai akhirnya, pada 1826, Katedral sempat dilahap si jago merah. Kondisi bangunan makin parah, di mana puncaknya pada 1890, pilar gereja tak lagi mampu menopang berat bangunan, hingga benar-benar roboh.

Selang setahun kemudian, barulah renovasi dilakukan. Namun, inisiatif ini bukan berasal dari pemerintah, melainkan berkat dana patungan dari pemuka agama dan umat. Alhasil, pada 1901, Katedral resmi berdiri kembali.

Editor


Komentar
Banner
Banner