bakabar.com, DEPOK - Sebentar lagi Iduladha. Pembeli sapi di Depok mesti waspada. Pilih yang ada barcode-nya, jangan beli sembarangan.
Sapi bebas penyakit kini diberi tanda. Berupa anting yang dipasangi barcode. Dari situ, riwayat kesehatan hewan dan vaksinasi akan terlihat.
Salah satu penjual Sapi di Mal Hewan Kurban Depok, Doni menyebut sistem pemindaian ini berfungsi untuk memudahkan pembeli. Sehingga bisa benar-benar memastikan kondisi hewan.
Baca Juga: Cegah Meluasnya Penyakit LSD, Pengawasan Sapi Kurban di Tangsel Diperketat
"Kalau di-scan, barcode menampilkan informasi identitas sapi. Sistem ini juga memudahkan pemerintah untuk mengecek kondisi setiap sapi,’’ katanya, Selasa (6/6).
Kesehatan Sapin menjadi hal yang penting. Karena bukan hanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mengancam. Tapi juga Lumpy Skin Disease (LSD). Atau biasa dikenal dengan lato-lato yang menyerang kulit.
Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) l Depok, Dede Zuraida menyampaikan. Sudah ditemukan 21 kasus lato-lato di kota ini. Jadi mesti waspada.
Baca Juga: Antisipasi Virus PMK, Balikpapan Tolak Sapi Jawa
Ia menjelaskan, LSD disebabkan oleh virus dari keluarga poxviridae. Penyakit ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat.
Tanda hewan ternak terinfeksi virus tersebut, menunjukan gejala sesuai dengan perkembangan penyakit yang menginfeksi.
"Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus terhadap LSD. Karena di Depok tidak ada kasus yang berbenjol sekujur tubuh sapi. Hanya beberapa benjolan kecil di bagian tertentu dan tidak bernanah," tuturnya.
Baca Juga: 21 Ekor Sapi di Depok Kena Lato-Lato, DKP3 Masih Observasi
Zuaraida mengingatkan peternak agar waspada terhadap LSD. Caranya, memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit. Salah satunya dengan vaksinasi.
"Saat ini pengawasan yang kami lakukan hanya pada peternak saja. Belum sampai ke lapak-lapak berjualan. Tapi kami akan mulai berkeliling pada H-10 Iduladha dengan menggerakkan kurang lebih 30 petugas,” tutupnya.