News

Densus 88 Habisi Sopir Online di Jalan Banjarmasin, Komandan Angkat Bicara

Aksi beringas anggota Densus 88 menghabisi seorang sopir online membetot perhatian publik.

Featured-Image
ILUSTRASI anggota Densus 88. Foto via Sindonews

bakabar.com, JAKARTA - Aksi beringas anggota Densus 88 menghabisi seorang sopir online membetot perhatian publik.

Merespons itu, Komandan Densus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom angkat bicara dan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke Polda Metro Jaya.

“Pimpinan tidak mentolerir pelanggaran hukum yang dilakukan yang bersangkutan dan mendukung penyidikan yang profesional dan transparan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” jelas Kabagbinops Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar dihubungi bakabar.com, Selasa (7/2) malam.

Baca Juga: Diduga Bunuh Sopir Taksi Online, Anggota Densus 88 Dijadikan Tersangka

Sebelumnya, seorang sopir taksi online, Sony Rizal Tahitoe (59), dibunuh anggota Densus 88 Antiteror di Depok, Jawa Barat.

Pelaku berinisial HS dan berpangkat Bripda membunuh korban setelah berpura-pura memintanya diantarkan ke Depok.

Pembunuhan berlangsung pada Senin (23/1) dini hari. Menurut pengacara keluarga korban, Jundri R Berutu, korban memesan taksi online secara offline di Semanggi, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Setelah Ditetapkan Tersangka, Polisi Kenakan Pasal Pembunuhan Terhadap Anggota Densus 88

"Jadi Pak Sony ini almarhum dia mengambil ini pelaku itu dari Semanggi, itu keterangan penyidik," kata Jundri kepada wartawan di Polda Metro Jaya.

Saat itu, menurut Jundri, HS mengaku tidak memiliki uang. Kendati demikian, Sony tetap mengantar HS ke alamat yang dituju.

"Nah karena memang Pak Sony ini adalah orang yang baik dan memang sangat bermurah hati, dia kemudian diantar. Nah ternyata itu modus untuk menghilangkan jejak dia," jelasnya.

Baca Juga: Motif Anggota Densus 88 Bunuh Sopir Taksi Online di Depok

Setiba di alamat tujuan, Sony kemudian dihabisi oleh HS. Sony sempat melakukan perlawanan hingga berteriak meminta tolong.

"Korban ini kemudian melawan, dia teriak-teriak kemudian membunyikan klakson tidak berhenti.”

Kemudian beberapa warga keluar mendengar teriakan itu. "Memang mereka keluar gitu, tapi mereka mengira ini hanya orang mabuk, sehingga mereka tidak berani keluar sampai ke dalam," sambung Jundri.

Beberapa saksi, kata Jundri, sempat melihat mobil korban bergoyang.

"Tetapi dari Jalan Banjarmasin itu mereka melihat adanya suatu mobil yang sudah mulai bergoyang-goyang," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner