bakabar.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan pihaknya masih terus melakukan komunikasi secara intensif dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Komunikasi politik yang dibangun untuk membangun poros koalisi tiga partai tersebut dilakukan dengan sejumlah pertemuan, baik dari tingkatan ketua umum hingga jajaran teknis untuk memperkuat visi kebersamaan.
"Pada saatnya, momentum (deklarasi) itu akan hadir. Tetapi kami tidak ingin tergesa-gesa, lalu akhirnya hanya sekedarnya saja. Kalau hanya untuk deklarasi kemudian tidak berkembang dan mundur ke belakang, rasanya bukan itu yang kita inginkan," ujarnya seperti dilansir Antara, Senin (14/11).
Baca Juga: Elektabilitas Rendah, Aher dan AHY Dianggap Tak Mampu Jadi Pendamping Anies
Baca Juga: AHY dan Aher Disebut Jadi Cawapres Anies, Pengamat: Lebih Bagus Andika Perkasa
Dalam menyusun koalisi, kata AHY, diperlukan landasan yang cukup kuat untuk menuju perubahan dan perbaikan untuk Indonesia. Hal itu merupakan kunci untuk memperkuat koalisi ketiga partai tersebut.
Ia menambahkan, memang untuk proses koalisi tersebut bukan merupakan hal yang sederhana. Selalu ada sejumlah hal yang dibahas untuk menyelaraskan tujuan besar dari ketiga partai tersebut. Koalisi itu, ingin mengusung perubahan perbaikan untuk masyarakat.
Pendamping Anies Baswedan Masih Dibicarakan
Terkait dengan sosok yang akan dimunculkan sebagai pasangan Anies Baswedan yang telah diusung oleh Partai Nasdem, lanjutnya, hal tersebut juga masih terus menjadi bahan pembicaraan ketiga partai tersebut.
"Untuk pasangan ini juga menjadi agenda utama yang kita terus bahas. Dari ketiga partai ini tidak ingin gegabah, kami ingin meyakinkan, pasangan yang diusung nanti benar-benar memiliki peluang kemenangan yang baik," katanya.
Baca Juga: Surya Paloh: Bila Anies Cocok dengan AHY, Saya Restui
Demokrat Pasang Target 15 Persen
Sementara secara garis besar, lanjut AHY, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Partai Demokrat menargetkan untuk mampu meraup 15 persen suara pemilih. Salah satu wilayah yang diharapkan mampu mendorong perolehan suara tersebut adalah wilayah Jawa Timur.
"Jawa Timur yang begitu besar, 38 kabupaten kota, anak muda juga besar sekali. Rasanya menjadi ruang demokrasi yang dinamis. Saya juga mendorong Jawa Timur jadi mesin pendorong elektabilitas," katanya.