Kabar Rupiah

Data Inflasi Lebih Panas dari Perkiraan, Dolar AS Menguat Tajam

Dolar AS menguat tajam terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Featured-Image
Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Dolar AS menguat tajam terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (25/2) pagi, setelah ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) datang lebih panas dari yang diperkirakan.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,6 persen menjadi 105,2157.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0551 dolar AS dari 1,0596 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1946 dolar AS dari 1,2017 dolar pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 136,39 yen Jepang, lebih tinggi dari 134,64 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9404 franc Swiss dari 0,9335 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3604 dolar Kanada dari 1,3547 dolar Kanada. Dolar AS juga naik menjadi 10,4959 krona Swedia dari 10,4303 krona Swedia.

Baca Juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023, BI-TNI AL Sasar 85 Pulau 3T

Departemen Perdagangan AS melaporkan Jumat (24/2) bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,6 persen dalam basis bulanan pada Januari serta kenaikan 5,4 persen tahun-ke-tahun.

Inflasi PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen untuk kenaikan 4,7 persen tahun ke tahun. Data-data itu lebih tinggi dari perkiraan.

Dolar mencapai level tertinggi tujuh minggu terhadap sekeranjang mata uang utama, sementara imbal hasil surat utang AS 2-tahun mencapai tertinggi sejak 2007 di tengah pencapaian hampir di level 4,0 persen untuk imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun.

Semua ini berada di balik ekspektasi bahwa Fed akan menggunakan tindakan moneter yang lebih hawkish di tengah "inflasi yang lebih panas di AS," kata ekonom Greg Michalowski dalam sebuah posting di forum ForexLive.

Baca Juga: Kekhawatiran Suku Bunga AS Lebih Tinggi, Rupiah Menguat Pagi Ini

"Laporan PCE menunjukkan bahwa Fed perlu berbuat lebih banyak," kata Loretta Mester, presiden Fed untuk wilayah Cleveland, dalam komentar yang dibawa oleh Bloomberg.

“Sungguh menggembirakan bahwa inflasi menurun dari puncak (nya), tetapi dibutuhkan lebih banyak lagi.”

Presiden Joe Biden, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, menyatakan setuju. "Laporan hari ini menunjukkan kita telah membuat kemajuan pada inflasi, tetapi kita memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Editor


Komentar
Banner
Banner